Rabu, 11 Januari 2012

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MAKALAH
PENELITIAN KOMPARATIF
Di susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu: Nur Khoiri, M.Ag







Disusun Oleh :
1. Isna Rizki Amalia (210064)
2. Khoirul Afif (210070 )
3. Khoirul Anwar (210071 )
4. Lily Farahtamalia (210078)
5. Luthfiyatul Khusna (210083)


INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIyAH SEMESTER 3B
2010/2011
Jln.Taman Siswa No9 Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427,Telp./Fax (0291)593132

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur tersebut.
Sejak kira – kira sepuluh tahun yang lalu, muncul sebuah pendekatan penelitian yang langsung menjadi terkenal.Pendekatan tersebut dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas, dari negeri asal yang berbahasa Inggris dengan istilah Classroom Action Research, disingkat CAR. Penelitian tersebut muncul karena adanya kesadaran pelaku kegiatan yang merasa tidak puas dengan hasil kerjanya. Dengan didasari atas kesadaran sendiri, pelaku yang bersangkutan mencoba menyempurnakan pekerjaannya, dengan cara melakukan percobaan yang dilakukan berulang – ulang, prosesnya diamati dengan sungguh – sungguh sampai mendapatkan proses yang dirasakan memberikan hasil yang lebih baik dari semula.
Dari semua bentuk penelitian maka penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang paling terapan dan praktis. Para penelitian tindakan kelas menyelidiki suatu problem khususnya problem pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan suatu solusi dari problem tersebut. Dalam pembahasan ini akan dibahas pengertian penelitian tindakan kelas, prinsip – prinsip, model, jenis, karakteristik, tujuan, manfaat, serta kelemahan dan kelebihan dari tindakan kelas.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini, ada beberapa hal yang ingin pemakalah ajukan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas?
2. Bagaimana prinsip dan model penelitian tindakan kelas?
3. Bagaimana jenis-jenis dan karakteristik penelitian tindakan kelas?
4. Apa saja tujuan dan manfaat penelitian tindakan kelas?
5. Apa kelemahan dan kelebihan dari penelitian tindakan kelas?
6. Mengapa perlu adanya sasaran atau obyek dari penelitian tindakan kelas?
7. Bagaimana contoh dari rencana penelitian tindakan kelas?
8. Bagaimana pelaksanaaan penelitian tindakan kelas?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan merupakan titik akhir yang hendak dicapai dalam setiap kegiatan, karena bila tanpa tujuan kegiatan tersebut akan tidak mempunyai arah. Demikian dengan penulisan ini.
Berangkat dari permasalahan – permasalahan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai sebuah makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian tindakan kelas.
2. Untuk mengetahui prinsip dan model penelitian tindakan kelas.
3. Untuk mengetahui jenis dan karakteristik penelitian tindakan kelas.
4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari penelitian tindakan kelas.
5. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari penelitian tindakan kelas.
6. Untuk mengetahui adanya sasaran atau obyek dari penelitian tindakan kelas.
7. Untuk mengetahui contoh dari rencana penelitian tindakan kelas.
8. Untuk mengetahui pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

D. Manfaat & Kegunaan Penulisan
Manfaat dan kegunaan penulisan merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat, maka sekarang kegunaannya dari penulisan makalah ini ialah untuk menjelaskan tentang keseluruhan dari penelitian tindakan kelas.

E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat dan Kegunaan Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penelitian Tidakan Kelas
B. Prinsip-prinsip Penelitian Tindankan Kelas
C. Model Penelitian Tindakan Kelas
D. Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas
E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
BAB III PEMBAHASAN
A. Sasaran atau Obyek Penelitian Tindakan Kelas
B. Contoh Rencana Penelitian Tindakan Kelas
C. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran












BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
 Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan urutan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
 Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
 Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu proses dimana guru-dosen dan siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat tercapai secara optimal.
Disamping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi nyata di mana praktek pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan didalam kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) bersifat reflektif artinya dalam proses penelitian itu anda sebagai guru sekaligus peneliti selalu memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan yang terjadi dikelas.

B. Prinsip - prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukan penelitian tindakan kelas. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud antara lain:
 Penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu kegiatan guru/dosen mengajar dikelasnya.
 Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.
 Metode yang digunakan harus cukup handal (reliable) sehingga memungkinkan guru/dosen mengindentifikasikan serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
 Masalah penelitian yang diangkat oleh guru/dosen seharusnya merupakan masalah yang benar-benar merisaukannya dan bertolak dari tanggungjawab profesionalnya.
 Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas guru/dosen harus bersifat konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
 Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin guru/dosen harus menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Artinya, permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif visi dan misi sekolah secara keseluruhan.

C. Model Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:
1) Menyusun rancangan tindakan (planning)
Dalam tahap ini penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
2) Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap ini dalam keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud tertentu.
3) Pengamatan (observasing)
Pada tahap ke-3 ini, kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurangtepat kalau pengamatan ini di pisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
4) Refleksi (reflecting)
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

D. Jenis – jenis Penelitian Tindakan Kelas
Ada empat jenis penelitian tindakan seperti dijelaskan oleh Chein,Cook dan Harding (1982). Tiap-tiap jenis mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri – sendiri. Bila dicermati tidak ada batas yang jelas antar keempat jenis tersebut . Keempat jenis itu adalah sebagai berikut:
1) Penelitian Tindakan Diagnostik
Penelitian tindakan diagnosis ini dirancang untuk menuntun kearah tindakan. Dalam bentuknya yang paling jelas penelitian tindakan diagnosis dapat dijelaskan sebagagai berikut. Peneliti memasuki situasi yang telah ada, dan akan lebih bagus jika karena di undang. Peneliti itu mendiagnosis situasinya.
2) Penelitian Tindakan partisipan
Penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Penelitian tindakan jenis ini tumbuh dan berkembang karena dua kelemahan penelitian tindakan jenis pertama diatas: (a) diagnostik tidak selalu mendorong dilakukannya tindakan, dan (b) keterlibatan tim peneliti dalam masyarakat terkait kurang menjamin pelaksanaan tindakan yang disarankan.
3) Penelitian Tindakan Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari. Adapun kelemahannya sebagai berikut:
a. Banyak organisator dan peimpin kelompok yang tidak memiliki kemampuan merumuskan hipotesis secara eksplitis atau menyatakan simpulannya secara cermat.
b. Pelaku penelitian yang juga dibebani dengan tanggungjawab tindakan biasanya tidak mampu menyisihkan waktu untuk mencatat secara lengkap amanatnya, atau dalam beberapa hal bahkantidak dapat di komunikasikan.
c. Jika penyimpangan catatan benar-benar memadahi, biasanya begitu banyak yang berhasil dikumpulkan, sehingga memerlukan usaha yang sangat besar untuk menganalisis seluruhnya.
d. Bahkan dengan niat yang terbaik sekalipun sulit bagi pelaku penelitian untuk benar-benar objektif dalam menilai keluaran usaha tindakannya sendiri.
4) Penelitian Tindakan Eksperimental
PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar.

E. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik peneliitian tindakan kelas berbeda secara konseptual dan fundamental, antara lain:
a. An inquiry on practice from within, berarti kegiatan penelitian tindakan kelas didasarkan pada masalah keseharian yang dirasakan, dan dihayati dalam melaksanakan pembelajaran yang selalu muncul, sekalipun siswa atau mahasiswa yang dihadapi berlainan pada setiap semesternya.
b. A collabotarive effort and or participatives, mengisyaratkan bahwa tindakan dan upaya perbaikan itu dilakukan bersama – sama siswa atau mahasiswa secara kolaboratif dan partisipatif. Siswa atau mahasiswa bukan hanya diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam kegiatan yang dilakukan guru atau dosen untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama.
c. A reflective practice made public, yang menghendaki agar keseluruhan proses implementasi tindakan guru-dosen maupun tindakan siswa-mahasiswa dipantau dengan metode dan alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian laporan penelitian tindakan kelas akan dapat memenuhi kaedah metodologi ilmiah dan kesimpulan atau temuan yang berupa model atau prosedur upaya perbaikan, peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik dan dapat disebarluaskan (diseminasi).
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (Classroom action research) memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah yang nyata dalam pembelajaran nyata yang cukup merisaukan guru-dosen yang memegang bidang studi tertentu.
2. Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
3. Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau maat kuliah yang harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen (intrinsic motivation).
4. Objectivitas, validitas dan reliabilitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung.
5. Proses dan hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan dilaporkan secara sistematik sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Apabila kita mencermati pengertian penelitian tindakan kelas akan sangat jelas bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praksis pembelajaran diharapkan kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih baik, mengembangkan keahlian guru-dosen sebagai profesi pendidikan,sebab tugas utama guru-dosen adalah mengajar dan tiap metode penelitian manapun yang mereka gunakan tidak mengubah profesi dan etika pendidikan.
Kemudian manfaat dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu program perbaikan pendidikan dalam pembelajaran sekaligus merupakan program berdasar penelitian yang dilakukan terus menerus (on going process), dapat menumbuhkembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru ataupun para dosen, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalaahan pembelajaran di dalam kelas.

G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
1. Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis.
b. Rendahnya efisien waktu karena pengajar harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya sementara pengajar masih harus melakukan tugas rutin.
c. Kesukaran evaluasi dan kerjasama.
2. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas
a. Peneliti dapat melakukan penelitian tanpa meninggalkan tempat kerja.
b. Peneliti dapat melakukan treatment (perlakuan) yang dilakukan pada responden dalam penelitian.
c. Responden dapat merasakan hasil dari treatment (perlakuan) yang diberikan.


























BAB III
PEMBAHASAN

A. Sasaran atau Obyek Penelitian Tindakan Kelas
Yang dibicarakan dalam bagian ini adalah sasaran atau obyek yang dijadikan pokok pembicaraan dalam peenelitian tindakan kelas sesuai dengan perinsip kedua bahwa penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi didalam kelas. Pengertian kelas dalam penelitian tindakan kelas ini tidak hanya terbatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan pembelajaran didalam sebuah ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang tidak aktif belajar, yaitu ketika sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di laboraturrium, di rumah, aatau ditempat lain, ketika siswa sedang mengerjakn tugas yang diberikan oleh guru, dan sebagainya. Dengan lokasi bukan kelas ini, yang diamati harus berupa kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak.
Apabila kita berfikir sistematik (memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan unsur lain), yaitu mengajak alam berfikir kita kedalam kerangka sebuah unit atau kesatuan yang terdiri beberapa komponen pembentuk sistem, maka sebuah kels dapat kita lihat sebage satu kkesatuan unsure yang bersangkut-paut dan bekerja menuju tujuan tertentu. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah (1) siswa itu sendiri, (2) guru yang sedang mengajar, (3) materi pelajaran, (4) peralatan yang digunakan, (5) hasil pembelajaran, (6) lingkungan pembelajaran, dan (7) pengelolaan/pengaturan yang dilakukan oleh pemimpin sekolah. Unsur - unsur pembelajaran tersebut saling kait-mengait, masing-masing bergerak sesuai dengan fungsi dan perannya. Fungsi atau peran tersebut dapat dicermati ketika pembelajaran sedang berlangsung maupun tidak. Dengan demikian objek amatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu kita proses pembelajaran sedangkan berlangsung karena kelas bukan ruangan tetapi sekelompok siswa.
Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran tersebut antara lain adalah sebagaimana yang disajikan dalam bagian berikut. Sesuai dengan prinsip bahwa ada tindakan yang dirancang sebelumya maka objek penelitian tindakan kelas harus merupakan suatu yang aktif dan dapat dikenai aktifitas, bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.
a. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika sedangmengikuti keja bakti di luar sekolah.
Judul-judul atau permasalahan tentang siswa yang dapat diangkat dan dijadikan judul penelitian tindakan kelas antara lain: perilaku kedisplinan, semangat siswa ketika mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, keseriusan siswa untuk mengerjakan tugas. Ketelitian siswa dalam mengelola sarana belajarnya, kebiasaan siswa dalam mengajukan pertanyaan di kelas, ketetapan siswa untuk hadir di sekolah, dan sebagainya.
b. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
Judul-judul atau permasalahan yang berkenaan dengan guru yang dapat diangkat menjadi judul penelitian tindakan adalah hal-hal yang terkait dengan guru, khususnya dalam melaksanakan pembelajaran, antara lain: mengajar dengan metode yang bervariasi, menerapakan metode diskusi terarah, mengajar dengan pengelompokan siswa, dan sebagainya.
c. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.
Judul-judul atau permasalahan yang dapat diangkat sebagai judul dalam penelitian tindakan antara lain: urutan materi ketika disajikan kepada siswa, meliputi urutan atau pengorganisasinya, cara penyajiannya, atau pengaturannya. Tindakan lain misalnya menambah sumber bahan untuk meningkatkan penguasan pokok bahasa yang dilakukan oleh gur sendiri atau menugaskan kepada siswa, dan sebagainya. Mencoba memberikan materi baru misalnya untuk muatan local, dapat juga dimasukkan dalam kategori judul penelitian tindakan. Materi lain dalam kegiatan ekstra kurikuler atau dalam pelajaran tambahan di sore hari, di hari libur, atau sebagai materi pengayaan bagi siswa yang sudah dapat menyelesaikan materi okok lebih cepat disbanding siswa lain.
d. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang biasa diamati guru, siswa, atau keduanya.
Judul-judul yang berkenaan dengan peralatan atau sarana pendidikan antara lain: menyediakan penyediaan dan pengaturan peralatan, baik yang dimiliki oleh siswa secara perseorangan, peralatan yangsediakan oleh sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas. Sebagai contoh, guru ingin mencoba prosedur mana yang paling efektif apabila siswa dilibatkan dalam pengaturan alat-alat yan dimiliki oleh kelas, sebagaimana mengatur giliran yang baik. Contoh lainya adalah penertiban sarana yang dimiliki oleh siswa, agar ada upaya penghematan dalam menggunakan sarana, dan sebagainya.
e. Unsur hasil pembelajaran yang itinjau dari tiga ranah yang dijadikan titk tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus di tingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsure lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru, atau siswa sendiri.
Judul-judul penelitian yang terkait dengan hasil belajar antara lain mencoba mengadakan tes dengan memberikan kepada siswa kelulusan membuat alat ukur sendiri, saling mengerjakan soal yang dibuat oleh teman. Model baik yang tidak kalah menarik tetapi penting adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling melakukan koreksi silang yang diatur oleh guru sehingga siswa belajar mencermati kesalahan teman sekaligus memperkuat konsep dengan cara lain, bukan menghafal tetapi memahami.
f. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa dirumahnya. Dalam pemnelitian tindakan bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.
Judul-judul penelitian yang berkenaan dengan lingkungan yang dapat diangkat menjadi permasalahan penelitian tindakan penelitian antara lain: mengunah situasi ruang kelas, penataan sekolah, penataan lingkungan yang terkait dengan 6K, yang sebaiknya di lakukan dengan melibatkan siswa.
g. Unsure pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah di atur dan di rekayasa dalam bentuk tindakan.
Judul-judul yang di golongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa, dan sebagainya.

B. Contoh Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Banyak diantara guru maupun Kepala Sekolah dan Pengawas yang sudah mengikuti pelatihan PTK, tetapi masih merasa bingung atau canggung untuk menyusun proposal atau rencana penelitian.Oleh karena itu, barang kali perlu ada contoh konkret, dengan permasalahan yang realistis tentang bagaimana menyusun sebuah rencana penelitian tindakan. Kita akan mulai dengan mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan objek penelitian tindakan. Marilah kita ambil satu contoh mata pelajaran matematika di SD.
Apabila kita cermati proses pembelajaran, hal yang terasa kurang sekali pada saat ini adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah sederhana. Sejak lahirnya matematika modern dengan teori himpunan, penyelesaian masalah hitungan dilakukan dengan hukum: komulatif, asosiatif dan distributif. Menghafal operasi hitung sederhana seperti penjumlahan, pengurangan dan perkalian dan pembagian bilangan (yang jika dikaitkan suatu bilangan hasilnya 100 atau kelipatannya)akan sangat membantu mempercepat mendapat kerja untuk memperoleh uang , dan itulah sebetulnya contoh konkret pemberian life skill yang perlu digalakkan. Berbelanja di toko akan lebih cepat jika kita sebagai pembeli dapat dengan cepat menghitung sendiri harga belanjaan kita sebelum pelayan toko mengeluarkan kalkulator untuk menghitungnya.
Andai kata guru kelas 3 ingin meningkatkn kemampuan siswa adalam oprasi hitung sederhana tersebut melalui penelitian tindakan kelas, guru membuat model penelitian, yaitu membuat lomba kelompok siswa untuk “berbelajar” di kelas. Jadi, judul dari penelitian adalah “Meningkatkan Kemampuan Siswa untuk Menghafal Hasil Perkalian Melalui Model Berbelanja”. Barangkali para ahli matemaika kurang setuju dengan model menghafal. Secara jujur dapat dikemukakan di sini bahwa yang penting adalah matematika adalah penalaran, yaitu siswa yang paham hasil perkalian, bukan krena menghafal hasil. Pendapat seperti itu benar apabila siswa hanya menghafal tanpa paham.
Meningat bahwa penelitian tindakan merupakan tindakan ilmiyah, maka sebelum mulai kegiatan, guru mencari dukungan teorinya. Alur penalaran dalam proses berpikir adalah bahwa dengan model belanja, siswa akan tertarik dan senang hati melakunnya. Teori kerja kelompok, dan teori tentang kejujuran. Dalam hal ini guru mengajak siswa untuk berfikir bersama, misalnya perdagangan barang-barang apa saja yang menarik mereka untuk dijadikan barang dagangan sekaligus dengan harga masing-masing barang. Selengkapnya, hal-hal yang disiapkan bukan hanya yang terkait dengan tahap 1 – perencanakan, tetapi juga untuk tahap-tahap lain. Proses persiapan yang dilakuakn oleh guru adalah sebagai berikut.
1. Perencana untuk Tahap 1
Hal-hal yang perlu direncanakan antara lain (a) perkalian bilangan berapa saja yang akan dihafal berturut-turut dalam urutan pertemuan, (b) bagaimana bentuk perkalianya, (c) berapa macam kartu, (d) siapa yang membuat, (e) berapa lama disiapkan dan sebagainya.
Guru bersama siswa merencanakan kartu-kartu yang berisi perkalian tanpa hasil, misalnya 3 x 10 =, bawahnya 4 x 25 =, dan seterusnya kira-kira lima baris saja. Dengan kartu tersebut siswa berbelanja barang-barang sebanyak 3 yang harganya 10.000, 4 buah yang harganya 20.000, dan seterusnya. Bilangan-bilangan terseut menjadi bahan untuk dihafalkan. Langkah berikutnya, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat katu-kartu dengan bilangan berbeda.
Isi tindakan dalam penelitian seperti ini tampaknya tidak memerlukan peneliti luar untuk mengamati dengan alas an tindakan dilakukan diluar ruang kelas, tetapi masih dapat dikategorikan sebage tindakan kelas kerena masih mengenai siswa dalam kelompok kelas yang menjadi wewenang guru. Hal yang membedakannya pembelajaran biasa adalah bahwa guru mengunakan kartu kelompok perkalian bilangan yang dibuat sendiri oleh siswa sebagai bahan untuk dihafal. Hasil dari kebiyasakan menghafal hasil perkalian dapat dicek dengan mencongak lisan misalnya apa bila guru sempat bertemu dengan siswa.
2. Rencana untuk Tahap 2
Guru bersama-sama dengan siswa membicarakan proses yang akan terjadi ketika jual beli berlangsung. Perencanakan yang dilakuakn adalah (a) berapa lama kegiata jual beli akan berlangsung, (b) siapa yang menjadi pembeli dan siapa yang menjadi penjual, dan sebaiknya pada siswa lain yang mengamati, agar dapat melaporkan keramaian yang jual beli berlangsung, (c) bagaimana tanda bahwa jual beli selesai, dan lain-lain hal yang mungkin terjadi, (d) proses menghafal setelah jual beli selesai, bagaimana giliran dilakuakn, bagaimana format atau penglolaan kelas, dimana dilaksanakn, dan sebagainya.
3. Rencana untuk Tahap 3
Guru menyiapkan alat untuk pengamatan diri, yaitu mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan antara lain: a.) semangat siswa ketika jual beli berlangsung sebagai penjual, pembeli, dan pengamat, b.) kelancaran jual beli, c.) keseriusan menghafal bilangan ini dapat di tanyakan melalui wawancara, d.) tingkatan kesalahan, e.) tanggapan siswa setelah peristiwa jual beli, f.) tanggapan siswa ketika menghafal dan mengamati, dan sebagainya.
4. Rencana untuk Tahap 4
Guru memikirkan rencana ketika sudah sampai saat refleksi, meliputi: a.) kapan hari dan jam akan dilaksanakan refleksi, b.) caranya bagaimana, c.) siapa saja yang diharapkan datang, d.)bagaimana proses refleksi akan terjadi, e.) siapa yang menjadi pencatat hasil, f.) bagaimana tanda mulai dan berhenti diberikan, dan sebagainya.



C. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Jika semua tindakan persiapan telah selesai,scenario tindakan perbaikan yang telah di rencanakan itu dapat di laksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus PTK, dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas,pada saat bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
Penggabungan pelaksanaan tindakan dengan kegiatan observasi interpretasi perlu dicermati benar sebab merupakan cirri khas PTK. Observasi dan interpretasi memang lazim dalam konteks supervisi pengajaran, akan tetapi sebagaimana diisyaratkan dalam bagian terdahulu dan kembali ditekankan di atas, PTK bukan supervise pengajaran,meskipun memang mungkin saja dalam PTK juga tergelar dimensi supervisi pengajaran. Sebagaimana telah diisyaratkan, yang penting dicatat adalah bahwa dalam konteks PTK, supervisi pengajaran yang berpeluang terjadi adalah supervisi kejawatan (peer supervision). Dengan kata lain,berbeda dan konteks supervisi pada umumnya dimana terdapat peranan supervisor-supervisor dalam tata hubungan yang bersifat subordinatif, sebaliknya dalam konteks PTK terdapat keterlibatan dua pihak yang setara sehingga mekanisme yang tergelar lebih menyerupai interaksi kesejawatan (peer to peer).
Observasi dan interpretasi dalam konteks juga memang lazim dalam konteks penelitian formal,namun sebagaimana ditekankan dalam bagian terdahulu,konteks dan filosofi PTK berbeda dari konteks dan filosofi penelitian formal. Dengan kata lain, berbeda dari yang terjadi dalam kontekks PTK , observasi dan interpretasi dalam konteks penelitian formal itu dilakukan oleh orang luar bukan oleh pelaku yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran.





BAB IV
PENUTUP



A. Simpulan
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yangterkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.
Disamping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi nyata di mana praktek pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan didalam kelas.


B. Saran
Saran yang dapat disempulkan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan kelas adalah metodologi yang berorientasi pada praktis.
2. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan demi perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan.
3. Merupakan salah satu cara strategi dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks dan dalam peningkatan kualitas program sekolah atau kuliah secara keseluruhan.
4. Meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah pada tenaga guru atau dosen.
5. Di samping itu, penelitian tindakan kelas juga dapat menumbuhkembangkan sikap inovatif dan budaya meneliti para guru atau dosen, khususnya dalam mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran di dalam kelas.
Demikian makalah ini kami susun, tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga bermanfaat.






































DAFTAR PUSTAKA



Ghony,Djunaidi,Penelitian Pendekatan Kelas,Malang:UIN-Malang Press,2008

Khoiri,Nur,Model dan Jenis dalam Penelitian,Jepara:INISNU Jepara,2009/2010

Riduwan,Belajar Mudah Penelitian,Bandung:ALFABETA,2004

Subyantoro,Penelitian Tindakan Kelas,Semarang: Universitas Diponegoro Semarang,2009

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian,Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta:Rineka Cipta,2006

Suharsimi Arikunto,Suharjdono,Supardi,Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta:PT.Bumi Aksara,2009

Suwarsih Madya,Penelitian Tindakan Kelas,http://www.scribd.com/doc/10284529/Penelitian-Tindakan- Kelas.4/11/11,13.00WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar