MAKALAH
PENELITIAN KUANTITATIF
Makalah Ini Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah METODOLOGI PENELITIAN
oleh dosen pengampu Bapak Nur Khoiri, M.Ag.
Disusun Oleh:
1. HAYATUN NUFUS
2. INTEN HANDAYANI
3. LATIFFATUL KHUSNA
4. LU’LU’UL HASANAH
5. LUTFI MAULANA
6. MELIN KRISTIYANI
FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER 3B
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU)JEPARA
2011/2012
Jln.Taman Siswa No9 Pekeng Tahunan Jepara Kode Pos 59427,Telp./Fax (0291)593132
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“PENELITIAN KUANTITATIF”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
Jepara, 04 Januari 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 4
1.1 latar belakang masalah………………………………………………4
1.2 rumusan masalah…………………………………………………… 4
1.3 Tujuan penulisan……………………………………………………. 4
1.4 Manfaat penulisan…………………………………………………. .5
1.5 Sistematika penulisan……………………………………………….. 5
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………..6
2.1 pengertian penelitian kuantitatif……………………………………..6
2.2 Karakter penelitian kuantitatif………………………………………6
2.3 Teknik pengumpulan data kuantitatif………………………………6
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………..7
3.1 Sejarah penelitian kuantitatif………………………………………….7
3.2 ciri penelitian kuantitatif………………………………………………7
3.3 Karakter penelitian kuantitatif…………………………………………8
3.4 Syarat – syarat peneliti yang baik…………………………………….11
3.5 Langkah-langkah penelitian………………………………… ………12
3.6 Variabel dalam penelitian……………………………………………….12
3.7 Teori dalam penelitian………………………………………………….13
3.8 Hubungan antar variabel………………………………………….…….14
3.9 Teknik pengumpulan data……………………………………………….14
3.10 Macam – macam penelitian kuantitatif………………………………..16
3.11 keunggulan dan kelemahan penelitian kuantitatif……………………..17
3.12 contoh penelitian kuantitatif…………………………………………...18
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………21
4.1 Simpulan………………………………………………………………….21
4.2 Saran……………………………………………………………………..23
4.3 Kata penutup…………………………………………………………….23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian adalah sebuah dialog dimana pertanyaan dirumuskan dalam rumusan masalah agar dapat dicari pemecahannya dalam proses penelitian.
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang cara kerjanya meniru model penelitian alam.Penelitian ini mempunyai ciri variabel yang dapat diukur, dan berhubungan dengan alam. Pada umumnya menggunakan logico hipoteco-verifikasi, pendekatan positivisme dan bersifat generalisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja karakteristik dari penelitian kuantitatif?
b. Apa saja ciri dari variabel dalam penelitian kuantitatif?
c. Bagaimana teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif?
d. Bagaimana keunggulan dan kelemahan dari penelitian kuantitatif?
e. Bagaimana langkah – langkah penelitian kuantitatif?
f. Apa saja syarat – syarat menjadi seorang peneliti yang baik?
g. Bagaimana contoh penelitian kuantitatif?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Memahami karakteristik dari penelitian kuantitatif.
b. Memahami ciri dari variabel dalam penelitian kuantitatif.
c. Mengetahui teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif.
d. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari penelitian kuantitatif.
e. Mengetahui langkah – langkah penelitian kuantitatif.
f. Memahami syarat – syarat menjadi seorang peneliti yang baik.
g. Mengetahui contoh penelitian kuantitatif.
D. MANFAAT PENULISAN
Makalah ini dibuat supaya semua pihak dapat mengetahui dan dapat mengerti apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif, karakteristik penelitian kuantitatif dan semua komponen yang ada di dalam penelitian ini. Serta diharapkan dengan
adanya makalah ini kita dapat dengan mudah membuat contoh – contoh dalam penelitian kuantitatif.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
II. RUMUSAN MASALAH
III. TUJUAN PENULISAN
IV. MANFAAT PENULISAN
V. SISTEMATIKA PENULISAN
2. BAB II
LANDASAN TEORI
3. BAB III
PEMBAHASAN
4. BAB IV
PENUTUP
I. SIMPULAN
II. SARAN
III. KATA PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang cara kerjanya meniru model penelitian alam.Penelitian ini mempunyai ciri variabel yang dapat diukur, dan berhubungan dengan alam.
Karakteristik penelitian kuantitatif, yaitu :
1) Dipengaruhi metode penelitian alam
2) Bersifat behavioristik - mekanistik - empirik
3) Memberikan perhatian pada hasil ( produk )
4) Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan, hukum dan prinsip yang bersifat umum
5) Konversi kualitas menjadi kuantitas
6) Konfirmasi teori
7) Menjunjung tinggi objektivitas
Teknik pengumpulan data:
1. PENELITIAN SURVEI
Penelitian Survei merupakan suatu ragam penelitian didalam penelitian kuantitatif yang mengandalkan pada jawaban responden atas pertanyaan yang sudah disusun berdasar kerangka teori yang digunakan oleh peneliti.
2. PENELITIAN EKSPERIMEN
Dalam penelitian eksperimental ini peneliti dapat melakukan manipulasi kondisi dengan memberikan treatment atau menciptakan suatu kondisi yang mampu merangsang subjek yang diteliti.
.
3. PENELITIAN ANALISIS ISI
Pengertian isi disini bisa berbentuk teks, gambar,ide,pesan,arti dan sebagainya. Salah satu perbedaan mendasar antara jenis penelitian ini disbanding penelitian survey dan eksperimen adalah tidak adanya reaksi objek penelitian.
BAB III
PEMBAHASAN
PENELITIAN KUANTITATIF
Pada abad ke – 17 orang masih berpandangan bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Peneliti mengamati secara pasif, tidak dengan sengaja memanipulasi lingkungan dan tidak mengadakan eksperimen dengan lingkungan. Masa itu disebut sebagai masa prapositivisme. Pada abad ke – 18, dengan ditandai oleh David Hume ( sekitar tahun 1750 ) yang berpandangan bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen sehingga timbul metode ilmiah, yang selanjutnya ditemukan aturan, hukum, prinsip umum tentang dunia kenyataan, baik dalam ilmu alam maupun ilmu sosial. Masa ini disebut sebagai masa positivisme. Menurut pandangan ini realitas dapat dipecah menjadi bagian – bagian. Hukum yang berlaku bagi bagian kecil, juga berlaku bagi keseluruhan. Pengalaman bersifat objektif dan dapat diukur, realitas hannya ada satu, yang mempunyai hukum – hukum dan ciri – ciri tertentu yang dapat diselidiki.
Bahkam menurut Nasution dalam S. Margono ciri – ciri pandangan positivisme, antara lain :
1. Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif agar dapat dicari hubungan di antara berbagai variabel.
2. Mencari hukum universal yang dapat meliputi semua kasus, walaupun dengan pengolahan statistik dicapai tingkat probabilitas dengan mementingkan sampling untuk mencari generalisasi.
3. Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala – gejala yang dapat diamati langsung dan diukur dengan instrumen yang valid.
Pandangan positivisme ini dalam penelitian juga dikenal sebagai pandangan kuantitatif. Dalam bidang penelitian, pendekatan pada mulanya didominasi oleh pendekatan kuantitatif sebagai warisan kerangka berfikir yang melahirkan teori – teori agung pada akhir abad ke – 19 dan awal abad ke – 20. Pendekatan kuantitatif dianggap sebagai metode yang
memenuhi syarat – syarat keilmiahan, baik dalam penelitian ilmu alam, sampai kemudian diikuti ilmu – ilmu sosial.
Pendekatan penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logico hipotetiko-verifikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berfikir deduktif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian di lapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian, penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks – indeks dan pengukuran empiris. Penelitian kuantitatif merasa “ mengetahui apa yang tidak diketahui “ sehingga desain yang dikembangkannya selalu merupakan rencana kegiatan yang bersifat apriori dan definitif.
Secara garis besar, terdapat dua paradigma dalam penelitian lapangan pendidikan, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Karakteristik penelitian kuantitatif, yaitu :
1 Dipengaruhi metode penelitian alam
2 Bersifat behavioristik - mekanistik - empirik
3 Memberikan perhatian pada hasil ( produk )
4 Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan, hukum dan prinsip yang bersifat umum
5 Konversi kualitas menjadi kuantitas
6 Konfirmasi teori
7 Menjunjung tinggi objektivitas
1. Pengaruh Metode Penelitian Alam
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur, dan simetri. Alam mencakup benda alam dan “ benda” konsep dalam gagasan manusia. Dalam penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkrit, tanpa halangan dari pertimbangan lainnya. Dengan demikian, penelitian didefinisikan sebagai penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena – fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis – hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antara fenomena – fenomena itu.
2. Bersifat Behavioristik – Mekanistik – Empirik
Psikologi behaviorisme adalah psikologi yang memahami kejiwaan manusia dari perilaku yang tampak ( overt behavior ). Manusia adalah organisme pasif yang dikuasai oleh stimulus – stimulus dalam lingkungan.manusia merupakan makhluk biologis yang berada di bawah hukum alam. Oleh karena itu, hukum yang berlaku pada benda – benda alam juga berlaku pada “ benda “ konsep yang berada dalam pikiran manusia.
Dalam psikologi behavioristik, seluruh pribadi manusia terbentuk karena proses belajar. Belajar manusia dipahami secara mekanis, yaitu mengikatkan stimulus dengan respons.
Semua pengalaman merupakan akibat dari interaksi individu dengan lingkungan.Pengalaman datangnya dari indera (sensory).Pengalaman indrawi adalah sumber utama pengetahuan dan perubahan perilaku.Akal hanyalah tempat penampungan yang pasif menerima hasil-hasil penginderaan.
3. Memberikan Perhatian pada hasil Belajar
Aliran empirisme mengatakan bahwa segala perkembangan manusia berasal dari pengalaman bersama lingkungan.Dalam diri manusia,tidak ada sesuatu yang berasal dari bawaan.Pengalaman diperoleh melalui proses belajar.Segala sesuatu dicapai dalam proses belajar.Manusia lahir seperti kertas putih,Seluruh pencapaian dalam hidup manusia berasal dari proses belajar dalam kehidupanya.
Penelitian kuantitatif memberikan perhatian pada hasil belajar.Usaha memahami manusia dilakukan dengan melihat apa yang dihasilkanya setelah belajar.Melalui penelitian kuantitatif,dengan memerhatikan hasil-hasil belajar manusia,dapat dijelaskan suatu gejala dan dipahami saling hubungan atau kausalitas antargejala dalam diri manusia.
4. Tujuan Penelitian adalah untuk Mendapatkan Aturan ,Hukum,atau Prinsip yang Bersifat Umum
Dalam pengetahuan alamiah (science), pendekatan yang digunakan adalah eksplorasi untuk mengetahui (to discover) hukum-hukum atau eksperimen untuk menemukan sesuatu yang baru (to invent). Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah positivisme. Positivisme dikembangkan pertama oleh Durkheim (1952), yang menyatakan bahwa tindakan-tindakan manusia mewujudkan adanya gejala-gejala sosial yang disebut sebagai fakta-fakta sosial.Fakta-fakta sosial tersebut merupakan suatu satuan yang berdiri sendiri ,terbebas dari pengaruh individu ,dan bahkan mempunyai kekuatan memaksakan terwujudnya suatu corak tindakan individual.
Penelitian kuantitatif tidak memfokuskan pada keunikan tapi menyusun aturan, hukum, dan prinsip umum dunia yang di temukan dalam data empiris dengan menggunakan sampel yang luas. Dalam penelitian kuantitatif keutuhan konteks dipecah – pecah menjadi variabel yang menjadi fokus kajian pengamatan.
5. Konversi Kualitas Menjadi Kuantitas
Setiap karakteristik memiliki ukuran atau kuantitas atau frekuensi yang dapat diukur derajat eksistensinya. Data dikumpulkan dengan melakukan pengukuran untuk mengubah kualitas menjadi kuantitas. Pengukuran dalam pengumpulan data menggunakan alat teknologis yang tertata sebelumnya sehingga tidak memberi peluang bagi fleksibilitas, imajinasi, dan refleksi peneliti. Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas menjadi kuantitas dilakukan terhadap tanda – tanda perilaku dalam variabel.
6. Konfirmasi Teori
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis). Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Proses bergerak dari teori menuju lapangan ( theory then research ).
Teori menjadi panduan untuk menguji kebenaran empiris. Teori bukanlah kebenaran tapi syarat adanya kebenaran yang harus diverifikasi. Penggunaan teori sebagai panduan penelitian mengakibatkan rancangan penelitian kuantitatif bersifat ketat. Begitu dirancang harus terus diikuti dalam proses penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif adalah hipotesis uji. Sekali sebuah hipotesis dibuat tidak lagi dapat diubah.
7. Menjunjung Tinggi Objektivitas
Penelitian kuantitatif menjunjung tinggi objektivitas dan menganggapnya sebagai salah satu persyaratan dasar pengetahuan yang benar. Kebenaran harus bersifat objektif dan universal. Kebenaran harus diserahkan penilaiannya kepada publik, karena kebenaran menjadi milik dunia.
Untuk menegakkan objektivitas, dalam hubungan subjek dan objek, maka objek harus ditempatkan di luar subjek untuk member kesempatan kepada pengamat lain melihat dengan hasil pengamatan yang sama.
SYARAT – SYARAT MENJADI PENELITI YANG BAIK
Ada sebelas syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi peneliti yang baik, yaitu :
1) Intelegence, yaitu faktor kecerdasan yang merupakan faktor esensial yang dimiliki oleh setiap manusia yang berakal.
2) Interest, yaitu rasa ingin tahu yang spesifik dan mendalam pada sesuatu masalah.
3) Imagination, adalah keberanian mencoba sesuatu hal yang sifatnya orisinal dan inovatif dalam memecahkan suatu problem penelitian.
4) Initiative, artinya tidak menunggu atau menunda – nunda dalam memulai sesuatu, terutama hal – hal yang sudah direncanakan semula.
5) Information, mengumpulkan informasi dari sumber pertama atau primer dan yang terbaru atau actual dan terpercaya.
6) Industrious, artinya bekerja keras dan disiplin yang tinggi, tidak kenal lelah dan pantang menyerah.
7) Intense observation, yaitu melakukan pengamatan dan pencatatan secara intensif, sistematis, dan kritis-logis.
8) Integrity, artinya memiliki keimanan dan kejujuran yang mutlak dalam melakukan kegiatan penelitian.
9) Infectious enthusiasm, artinya penelitian memiliki antusiasme dan respon yang tinggi untuk menarik peneliti atau pengguna ( sponsor dan stakeholder ) yang lain terhadap hasil penelitian yang ditekuni.
10) Indefatigable writer, maksudnya seorang peneliti merupakan penulis yang tidak gampang putus asa, karena hasil penelitian baru merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan apabila sudah dipublikasikan dan disebarluaskan pada khalayak yang lebih luas.
11) Incentive, maksudnya insentif yang berhubungan denga rangsangan dan timbale balik atau balas jasa dari suatu kegiatan.
LANGKAH – LANGKAH PENELITIAN
Langkah-langkah atau tahapan penelitian itu dilakukan secara terencana dan sistematis sehingga jawaban terhadap masalah yang diteliti dapat diberikan secara akurat.
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
a. Identifikasi, pemilihan dan rumusan masalah
b. Telaah kepustakaan atau kajian teoretis
c. Menyusun hipotesis( jika ada)
d. Identifikasi,klasifikasi,definisi operasional dari ubahan-ubahan (variabel)
e. Menentukan dan mengembangkan alat pengambil data(instrument penelitian)
f. Menyusun rancangan penelitian atau desain penelitian
g. Menentukan sampel
h. Mengumpulkan data
i. Mengolah atom,menganalisis data
j. Menafsirkan hasil analisis data atau menginterpretasikan data
k. Menyusun laporan penelitian
VARIABEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Dalam penelitian kuantitatif, variabel mempunyai 3 ciri, yaitu :dapat diukur, membedakan satu objek dari objek yang lain dalam satu populasi, dan nilainya bervariasi.
• Variabel harus dapat diukur
Penelitian kuantitatif mengharuskan hasil penelitian yang objektif, terukur, dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep. Konsep belum dapat diukur, sedangkan variabel dapat diukur. Sebagai contoh, penampilan akademis adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, belajar adalah konsep dan strategi belajar adalah variabel.
• Variabel membedakan satu objek dari objek yang lain
Objek – objek menjadi anggota populasi karena mempunyai satu karakteristik yang sama. Meski sama, objek – objek dalam populasi dapat dibedakan satu sama lain dalam suatu variabel. Sebagai contoh, populasi siswa terdiri dari anggota yang memiliki satu kesamaan karakteristik, yaitu siswa. Disamping ksamaan itu, antara mereka berbeda dalam usia, agama dll.
• Variabel memiliki nilai yang bervariasi
Oleh karena variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi, maka variabel harus mempunyai nilai yang bervariasi. Sebagai contoh, dari populasi yang terdiri dari 50 orang siswa, jenis kelamin hanya akan menjadi variabel apabila terdapat variasi dalam jenis kelamin pada populasi tersebut.
TEORI DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Teori adalah kumpulan pengetahuan manusia. Penelitian mengubah ketidaktahuan manusia terhadap alam semesta menjadi pengetahuan. Seiring dengan perkembangan berpikir dan peradaban manusia, manusia terus mencari jawab yang memuaskan atas kebutuhan rasa ingin tahunya. Dengan pendekatan ilmiah melalui proses penelitian, ketidaktahuan makin berkurang dan pengetahuan terus berkembang.
Suatu penelitian perlu mengkaji teori dan menjadikannya landasan agar penelitian yang dilakukan tidak sekedar coba – coba. Menurut Suryabrata, dalam memilih teori harus memerhatikan prinsip kemutakhiran dan relevansi. Kecuali penelitian historis, penelitian perlu menghindarkan menggunakan bacaan yang sudah lama, karena sumber yang lama mungkin memuat teori dan konsep yang sudah tidak berlaku lagi yang kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih kemudian. Prinsip relevansi maksudnya adalah bahwa sumber teori haruslah relevan atau terkait dengan masalah yang sedang digarap.
Menurut Panduan Penulisan Ilmiah IKIP Jakarta, agar kerangka teoretis yang dibuat meyakinkan maka argumentasi yang disusun harus memenuhi syarat : menyeluruh dan baru. Teori yang digunakan untuk membangun kerangka berpikir harus pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap. Teori harus mencakup perkembangan terbaru.
Teori merupakan hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya. Teori memuat variabel dan hubungannya. Teori adalah sekumpulan proposisi yang menunjukkan hubungan antara variabel yang terkandung dalam proposisi tersebut.
Ada tiga jenis hubungan antar variabel yaitu :
Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan yang tidak diketahui persis penyebab keduanya. Hubungan simetrik tidak ada artinya dalam penelitian karena tidak diketahui statusnya.Selain itu variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik ( resiprokal ) adalah hubungan variabel yang saling memengaruhi. Hubungan ini berada diantara hubungan simetrik dan asimetrik, sebab dalam proses dinamika waktu tertentu bisa menjadi simetrik atau asimetrik. Dalam penelitian, hubungan timbal balik harus diubah menjadi hubungan asimetrik. Termasuk ke dalam hubungan timbal balik adalah hubungan antara ekonomi dan pendidikan.
Hubungan Asimetrik
Dalam hubungan asimetrik salah satu variabel menjadi penyebab variabel lain. Dalam hubungan asimetrik tidak terdapat hubungan spurious yang dapat merusak hubungan bivariat. Kriteria untuk melihat hubungan asimetrik adalah dimensi waktu dan fiksasi. Dalam dimensi waktu, satu variabel menjadi penyebab terjadinya variabel lain karena terjadi sebelumnya. Fiksasi adalah keadaan dimana satu variabel tidak dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
Didalam penelitian kuantitatif, terdapat beberapa bentuk penelitian yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
1. PENELITIAN SURVEI
Penelitian Survei merupakan suatu ragam penelitian didalam penelitian kuantitatif yang mengandalkan pada jawaban responden atas pertanyaan yang sudah disusun berdasar kerangka teori yang digunakan olehpeneliti. Penelitian survei umumnya dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah dibuat, berdasarkan pengukuran variabel yang akan diteliti.
2. PENELITIAN EKSPERIMEN
Penelitian eksperimental berbeda dengan penelitian survei yang mengandalkan pada kondisi alami yang ada, dalam penelitian ini peneliti dapat melakukan manipulasi kondisi dengan memberikan treatment atau menciptakan suatu kondisi yang mampu merangsang subjek yang diteliti. Treatment ini menjadi satu faktor yang penting, agar peneliti bisa mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi independent variabel dalam penelitian yang dilakukan.
Ada beberapa konsep yang harus kita ketahui sebelum kita melakukan penelitian eksperimen, yaitu :
a. Subjek penelitian
b. Random assignment
c. Matching
d. Treatment
e. Respon
f. Pre-test
g. Post-test
h. Kelompok eksperimen
i. Kelompok pembanding.
3. PENELITIAN ANALISIS ISI
Pengertian isi disini bisa berbentuk teks, gambar,ide,pesan,arti dan sebagainya. Salah satu perbedaan mendasar antara jenis penelitian ini disbanding penelitian survey dan eksperimen adalah tidak adanya reaksi objek penelitian. Karena objek penelitian didalam penelitian ini berupa benda mati, maka peneliti akan lebih mudah untuk membandingkan antara objek yang satu dengan objek yang lain.
MACAM – MACAM DATA KUANTITATIF
Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1 Data Nominal
2 Data Ordinal
3 Data Interval
4 Data Nisbah ( Ratio )
a) Data Nominal
Data nominal yaitu data yang kita peroleh kalau kita melakukan klasifikasi, misalnya :
Laki – laki …………….. perempuan
Tua ……………………. Muda
Kota …………………... desa
Salah satu syarat utama dalam melakukan klasifikasi ini ialah bahwa tidak boleh ada golongan campuran atau setengah – setengah.
b) Data Ordinal
Data ordinal atau data urutan ( rank-data, ordinal data ) yaitu data yang menunjukkan urutan kedudukan masing – masing hal dalam data itu. Misalnya setelah diadakan ujian lalu dapat diketahui siapa – siapa yang nomor 1,2,3,4,5 dan seterusnya.
c) Data Interval
Data interval yaitu data dimana terdapat jarak yang sama diantara hal – hal yang diselidiki atau dipersoalkan. Misalnya dalam perlombaan menyanyi dapat ditetapkan pemenang – pemenangnya, sebagai berikut :
Juara I Totok dengan jumlah nilai 205
Juara II Didik dengan jumlah nilai 200
Juara III Nunung dengan jumlah nilai 175
Juara I,II,III adalah data ordinal, dari data tersebut kita mengetahui urutan kedudukan mereka. Sedangkan nilai – nilai 205. 200. 175 itu adalah data interval. Dari data itu kita hanya mengetahui urutan kedudukan mereka saja, tetapi juga perbedaan atau jarak antara mereka satu sama lain, disistu ternyata bahwa perbedaan urutan yang sama tidak mesti menunjukkan perbedaan nilai ( skor ) yang sama.
d) Data Nisbah
Data nisbah atau data perbandingan atau data rasio ( rasio data ) yaitu data yang mempunyai nol mutlak, harga nol seperti yang kita pergunakan dalam perhitungan matematika.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
Penelitian kuantitatif mempunyai kelebihan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses yang tidak dihentikan, namun tidak efektif digunakan dalam penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika dan interaksi.
Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat. Objektivitas itu pula yang menyebabkan kebenaran yang dihasilkan terbuka untuk diuji kembali oleh dunia. Dengan begitu terdapat mekanisme saling menguji kebenaran untuk menemukan kebenaran yang mempunyai kekuatan tertinggi.
Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu :
1. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
2. Mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
3. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah dianalisis.
4. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat diandalkan dalam penelitian ilmiah.
5. Hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
Di sisi lain, penelitian kuantitatif bersifat mekanistik, memahami manusia secara sangat sederhana dan mengabaikan humanitasnya. Kenyataannya manusia bukanlah makhluk mekanis yang perilakunya dikendalikan oleh kehendak lingkungan, tapi dia mempunyai
kekuatan untuk mengubah alam sesuai dengan kebutuhannya. Manusia tidaklah dikuasai alam, tetapi menguasai alamnya. Memahami manusia dengan mengabaikan humanitasnya menyebabkan hilangnya makna ketika variabel yang diamati diambil dari konteks yang memberinya makna. Penelitian ini sangat behavioristik, mekanistik, environmentalistik, elementaristik dan fragmentaristik.
CONTOH PENELITIAN KUANTITATIF
Penelitian kuantitatif menunjukkan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lain. Misalnya contoh penelitian dengan judul “KORELASI ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DALAM AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS VI MI AL-ISLAM JEPARA TP 2011/2012”
Anak yang memperoleh bimbingan dan perhatian khusus dari orang tuanya akan mempengaruhi perilaku dan moral dalam kehidupan sehari-harinya baik disekolah,dirumah maupun lingkungan sekitarnya. Begitupun sebaliknya anak yang kurang perhatian dari orang tuanya akan berdampak pada ketidak seimbangan antara perilaku dan moral.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab penelitian tersebut:
1. Identifikasi rumusan masalah.
1) Apakah pola asuh orang tua mempengaruhi prestasi belajar anak?
2) Bagaiman hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak dalam Aqidah Akhlak siswa kelas VI MI AL-ISLAM JEPARA TP 2011/2012?
2. Telaah kepustakaan.
a) Pengertian pola asuh orang tua.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pola adalah gambar yang dipakai untuk contoh, bentuk (struktur) yang tetap.
Sedangkan asuh adalah membimbing(membantu,melatih,dsb)supaya dapat berdiri sendiri.
Orang tua adalah orang yang sudah tua, namun yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bapak dan ibu. Sehingga pengertian pola asuh orang tua adalah
suatu struktur yang digunakan oleh bapak atau ibu untuk membimbing anak mereka agar dapat berdiri sendiri.
b) Pengertian hasil belajar Akidah Akhlak.
Hasil belajar adalah suatu pengalaman yang didapat dari kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Akidah adalah kepercayaan dasar.
Dan Akhlak adalah budi pekerti.
Sehingga pengertian dari hasil belajar akidah akhlak adalah suatu pengalaman yang didapat dari kehidupan sehari-hari sebagai dasar budi pekerti.
3. Menyusun Hipotesis.
Hipotesis alternative (Ha) : adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak (≠0)
Hipotesis nol (Ho) : tidak ada hubungan antara asuh orang tua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak (=0)
4. Identifikasi variabel.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel.
X : Pola asuh orang tua.
Y : Prestasi belajar anak dalam pelajaran Aqidah Akhlak.
5. Desain penelitian
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan media angket dan interview.
6. Menentukan sampel.
Peneliti mengambil sampel penelitian dengan menggunakan perbandingan 1:10
7. Mengumpulkan data.
Data diambil dari:
a) Angket.
Angket diberikan kepada siswa kelas VI MI AL-ISLAM JEPARA TP 2011/2012.
b) Interview.
Interview dilakukan oleh peneliti kepada orang tua siswa kelas VI MI AL-ISLAM JEPARA TP 2011/2012.
8. Mengolah data.
Data yang telah diperoleh dari angket dan interview kemudian diolah dalam bentuk statistik dan dihitung sesuai dengan rumus yang ada.
9. Menafsirkan hasil analisis data.
Setelah diperoleh hasil dari pengolahan data, kemudian dilihat ada kesesuaian atau tidak antara POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI MI AL-ISLAM JEPARA TP 2011/2012.
10. Menyusun laporan penelitian.
Penyusunan laporan penelitian disesuaikan dengan hasil data yang telah diperoleh.
‘
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Karakteristik penelitian kuantitatif, yaitu:
1) Dipengaruhi metode penelitian alam
2) Bersifat behavioristik - mekanistik - empirik
3) Memberikan perhatian pada hasil ( produk )
4) Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan, hukum dan prinsip yang bersifat umum
5) Konversi kualitas menjadi kuantitas
6) Konfirmasi teori
7) Menjunjung tinggi objektivitas
Dalam penelitian kuantitatif, variabel mempunyai 3 ciri, yaitu : dapat diukur, membedakan satu objek dari objek yang lain dalam satu populasi, dan nilainya bervariasi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif ada 3:
1 Penelitian survei
2 Penelitian eksperimen
3 Penelitian analisis data
Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu:
1. Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
2. Mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
3. Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah dianalisis.
4. Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistik dan matematis yang dapat diandalkan dalam penelitian ilmiah.
5. Hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1) Identifikasi, pemilihan dan rumusan masalah
2) Telaah kepustakaan atau kajian teoretis
3) Menyusun hipotesis( jika ada)
4) Identifikasi,klasifikasi,definisi operasional dari ubahan-ubahan (variabel)
5) Menentukan dan mengembangkan alat pengambil data(instrument penelitian)
6) Menyusun rancangan penelitian atau desain penelitian
7) Menentukan sampel
8) Mengumpulkan data
9) Mengolah atom,menganalisis data
10) Menafsirkan hasil analisis data atau menginterpretasikan data
11) Menyusun laporan penelitian
Ada sebelas syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi peneliti yang baik, yaitu:
1) Intelegence
2) Interest
3) Imagination
4) Initiative
5) Information
6) Industrious
7) Intense observation
8) Integrity
9) Infectious enthusiasm
10) Indefatigable writer
11) Incentive
B. SARAN
Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan di berbagai aspeknya, sehingga kami mengharap kepada semua pihak untuk bisa memberikan saran dan kritik terhadap makalah kami ini. Kami tunggu kritik dan sarannya.
C. KATA PENUTUP
Alhamdulillah, makalah ini telah selesai kami buat. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terbentuknya makalah ini. Kami juga mohon maaf untuk segala kesalahan baik dalam penulisan maupun penyusunnya. Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat untuk kita semua amin…
DAFTAR PUSTAKA
Aslichati,Lilik dkk.2009.Metode Penelitian Sosial.Jakarta:Universitas Terbuka.
Purwanto.2007.Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Suryabrata,Sumadi.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.
Zuriah, Nurul.2007.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Jakarta:PT Bumi Aksara.
terima kasih informasinya
BalasHapus