Minggu, 07 Oktober 2012

Filsafat Pendidikan


30-03-2012
Istilah filsafat mulai digunakan pada masa khalifah HARUN AL ROSYID (abbasiyah).
Filsafat berasal dari kata philo-philare-philein berarti CINTA dan sophia berarti KEBIJAKSANAAN. 
Policy (berkonotasi negative) wisdom (berkonotasi positif) tetapi keduanya sama-sama memiliki arti KEBIJAKSANAAN.
Ada 3 sumber kebenaran:
1.     Wahyu/agama (kebenaran bersifat mutlak)
2.    Filsafat (mencari kebenaran atas segala sesuatu, alatnya berupa rasio/humaniora, kebenaran bersifat nisbi/relative)
3.    Ilmu pengetahuan (kebenarannya teruji secara empiris, menggunakan beberapa teori
·         Ketika masih bisa dijawab dengan baik dan mudah berarti itu masih wilayah ilmu pengetahuan
·         Ketika jawaban sudah mutlak berarti filsafat

Ket:
·         Ilmu humaniora, adalah ilmu yang belum mutlak kebenarannya, dan hanya mengandalkan rasio/akal/logika
·         Ilmu bahasa merupakan salah satu contoh cabang dari ilmu humaniora

FISAFAT adalah,
·         Menurut plato, filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu
·         Menurut aristotelis, filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas suatu benda
·         Menurut al-farabi, filsafat adalah pengentahuan tentang yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekat sebenarnya.
Philosophie is the attempt to answer question critically
Kesimpulan: (Harold Hatitus)
1.     Philosophie is an etitude and the universe (sikap tentang hidup dan alam semesta).
2.    Philosophie is a method reflactive thinking and reasoned inqury (metode berpikir reflactif dan penelitian ilmiah).
3.    Philosophie is a group of problem (seperangkat/kumpulan masalah)
4.    Philosophie is a group of system of thought (seperangkat system berpikir)


13-04-2012
 Sikap yang harus dimiliki seorang PENDIDIK:
·         Pengajaran (learning to know)
·         Bimbingan (to be)
·         Ketrampilan (to do)
Tugas pembimbing (konseling):
-      Self understanding (memahami diri sendiri)
-      Self acceptance (menerima diri sendiri)
-      Self direction (mampu mengarahkan dirinya)
-      Self actualization (mampu mengaktualisasikan dirinya)
Pendidikan adalah,
a.    Proses manusia didisiplinkan dan dikembangkan
b.    Proses dimanna individu diarahkan untuk loyal yang sesuai terhadap kelompok dan lembaga-lembaga social



Undang-Undang Pendidikan Sistem Pendidikan Nasional:
1.     Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

FILSAFAT PENDIDIKAN adalah filsafat yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya. Serta hakekat ilmu pendidikan yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya. (Benjamin Othanail Smith)

20-04-2012
System Filsafat dan Filsafat Pendidikan
·         System: himpunan gagasan-gagasan/prinsip-prinsip yang saling bertautan dalam satu kesatuan, (pendidikan): system yang disusun atas dasar gagasan-gagasan/prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dalam satu kesatuan.
·         Filsafat: tujuan dan pelajari objek daru sudut hakekat, dalam sistemnya terdapat beberapa problem:
a.    Realita (kenyataan): soal kebenaran, (metafisika) ada 3 teori kebenaran:
1.     Teori korespondensi/akondensi: truth is that conforms to fact or agrees with actual situation… The agrrement between the statement of fact and actual fact, or between judgement and environmental situation of which the judgement claims to be an interpretation (Harold H. Titus). – dianut penganut realism – objektivisme. Missal: tubuh terdiri dari atom.
2.    Teori konsitensi/koherensi: a judgement is true if it consistent with other judgement  that are accepted or know to be true. The judgement are logically coherent with other relevan judgement (Harold H. Titus) – dianut para pengikut idealisme.
3.    Teori pragmatis (dikerjakan/dilakukan): utility, work ability, and satisfactory consequences. True ideas are those that we can assimilate (serasikan) willidate (berlakuan) corroborate (kuatkan) and verifly (periksa/uji). Missal: agama benar bukan karena Tuhan yang disembah: ada, tapi karena pengaruh positifnya terhadap kehidupan manusia – kamu percaya Tuhan, kehidupan masyarakat berlangsung dengan tertib, yang benar – yang berlaku dalam praktek.
b.    Pengetahuan: berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, sperti:
Apakah pengetahuan, bagaimana cara memperoleh dan menangkap pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, dsb. (Epistomologi)
Terkait dengann ini adalah logika, ajaran berpikir yang menyangkut masalah hubungan yang benar dan tepat antargagasanyang dimiliki.
c.    Nilai (Aksiologi)
Mencari jawab dari pertanyaan seperti: nilai-nilai yang bagaimana yang dikehendaki untuk manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.

Hubungan filsafat dan pendidikan (John S. Brubacher):
1.     Metafisika: dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan pendidikan mengenai pandangan dunia yang bagaimanakah yang diperlukan.
2.    Epistemology: dalam penyusunan kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan diperlukan epistemology.
3.    Aksiologi: dalam perumusan tujuan-tujuan pendidikan diperlukan pula dunia nilai.
4.    Dalam pendidikan kecerdasan yang dikehendaki seseorang.


Problem lain filsafat selain 3 problem tersebut:
·         Adanya cabang-cabang filsafat yang dipelajari masing-masing problem itu. – visi berbeda.
·         Bernadib: naturalisme – idealisme – realisme – pragmatisme (urut dari yang tertua ke yang termuda) – tinjauan dari realita sebagai masalah utama: gambaran cirri pokok yang dimiliki 4 aliran itu:
-      Naturalisme: kenyataan yang sebenarnya (alam semseta)
-      Idealisme: kenyataan (tersusun atas subtansi sebagaimana gagasan-gagasan/ide-ide/spirit.
-      Realisme: (timbul pada zaman modern dan sering disebut anak-anak matrealisme)
-      Pragmatisme: meletakkan pemakaian sesuatu diatas pengetahuan itu sendiri.

Perkembangan Beberapa Aturan Filsafat
Sejarah pemikiran filsafat:
1.     Matrealisme: Permenindes & Herakleitos
a.    Permenindes (to be) ada
Yang ada bersifat tetap, hanya satu yang mungkin bermacam-macam. Yang ada terjangkau pada akal, hanya percaya pada akal. Menolak kemampuan pada indra.
b.    Herakleitos (to become)
Tidak percaya akal, hanya percaya kemampuan indra
2.    Idealisme: Socrates & Plato
a.    Socrates (469-399 SM): ajarannya dikembangkan sepenuhnya oleh muridnya.
b.    Plato: keterbatasan manusia terjadi karena jiwa (akal) sebagai potensi mengetahui kebenaran terpenjara di dalam badan-badan (selalu diliputi nafsu yang mengotori jiwa).
3.    Realisme:
4.    Rasionalsme (Rene Descrates): pengagung rasio – pengetahuan yang benar  (sumber). Dari dunia rasio – pengalaman.
5.    Empiris: pengetahuan yang benar (bersumber dari dunia pengalaman)
6.    Kritisme (Immanual Kant): pengetahuan yang benar (atas kemampuan akal dan pengalaman).


27-14-2012
Kebudayaan dan Pendidikan
·         Pendidikan sebagai usaha manusia yang disengaja untuk memimpin angkatan muda guna mencapai kedewasaan dan meningkatkan taraf kesejahteraannya = berada dalam suatu lungkup kebudayaan. –> untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya pendidikan itu = perlu melewati dan medasarkan diri atas tinjauan filosofis.
·         Kebudayaan = tidak beku, tapi selalu berkembang dan berubah. ->

Konsep Filosofis tentang Pendidikan
·         Perkembangan dan perubahan dalam lapangan pendidikan = timbulkan tantangan agar para pendidik punya sikap tertentu dengan bersendikan pada pendirian tertentu pula.
·         Theodore Brameld: yang lazim dianut adalah kemungkinan-kemungkinan sikap seperti: (1) konserfativ, (2) bebas modifikatif, (3) regresif, (4) radikal rekonstruktif.
Penjabaran sikap tersebut tentang pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.    Menghendaki pendidikan yang pada hakekatnya progresif (aliran profesionalisme)
(Tujuan pendidikan) adalah sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus.
(Pendidikan) adalah tidak hanyak sampaikan pengetahuan kepada anak didik untuk diterima saja, tapi yang lebih penting adalah melatih kemampuan berfikir dengan memberikan stimulasi-stimulasi.
(Berfikir) adalah penerapan cara-cara ilmiah.
b.    Mengehendaki pendidikan yang bersendikan nilai-nilai tinggi, yan ghakiki kedudukannya dalam kebudayaan. (aliran esensialisme)
c.    Menghendaki agar pendidikan kembali pada jiwa yang kuasai abad pertengahan. (aliran perenialisme)
d.    Menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat  sebagai akibat adanya pengaruh IPTEK. (aliran konstruktivisme)
·         Theodore Brameld: visi-visi filosofis tersebut tidak sepenuhnya utuh dan kompak.
Progresivisme
·         Tokoh-tokoh Progesivisme, antara lain: William James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), Hans Vaihinger (1852-1933), dsb
·         Ciri-ciri utama progresivisme: konsepnya didasari pengetahuan dan kepercayaan, manusia mempunya kemampuan-kemampuan wajar dan dapat menghadapi masalah-masalah yang menekan eksistensinya
04-05-2012
·         Nilai-nilai yang dianut adalah dinamis dan selalu alami perubahannya, seperti yang dikembangkan Immanuel Kant (yang junjung tinggi kebebasan martabat manusia dan pribadi). -> progresivisme adalah junjung tinggi hak asasi individu dan nilai demokratis.
·         Progresivisme adalah “The Liberal Road of Culture (jalan liberal pembudayaan)”. Nilai-nilai yang dianut adalah fleksibel, toleran, dan terbuka. Individu-individu dituntut bersikap penjelajah, peneliti, pengembangan pengalaman, terbuka, berkemauan baik, serta mau mendengarrkan kritik dan ide orang lain untuk memberikan kesempatan dan membuktikan argumentasinya. Menuntut individu yang progresif, konstruktif, inovatif, reformatif, aktif, dan dinamis.

Instrumentalisme
·         Istilah lain pragmatism dari John Dewey dkk, adalah aliran logika yang menempatkan pengalaman dan mengartikan kegiatan berfikir, atau ide-ide dan doktrin sebagai saran yang berfungsi untuk adakan penyesuaian antara organisme/manusia dan lingkungan.
Eksperimentalisme
·         Pengganti pragmatisme/instrumentalisme, adalah aliran yang menempatkan pikiran manusia sebagai alat untuk adakan penyesuaian terhadap lingkungan socialnya yang selalu dan terus menerus berubah.
·         Tugas pendidikan:
a.    Meneliti sejelas-jelasnya kesanggupan-kesanggupan manusia dan mengujinya ………


Pandangan dan Penerapan Progresivisme dalam Pendidikan
·         Anak didik diberikan kebebasan, baik fisik maupun cara berfikir untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang tependam dalam dirinya, tanpa terhambat rintangan yang dibuat orang lain.
·         Dari segi BUDAYA, adalah tidak beku, tapi selalu berkembang dan berubah. Pendidikan sebagai refleksi kebudayaan seharusnnya sejiwa dengan kebudayaan itu. Pendidkan sebagai alat memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru, yakni harus dapat ciptakan situasi edukatif sehingga menghasilakan keluaran berupa manusia unggul, kompetitif, inisiatif, adaptif, kreatif, dan mampu menjawab tantangan zaman.
·         Untuk itu perlu kurikulum yang berpusat pada pengalaman dan bersifat eksperrimental. Apa yang diperoleh anak didik di sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. “Leaning by Doing” (belajar sambil berbuat) dan “Problem Solving” (langkah-langkah menghadapi problem, ajukan hipotesa). Praktek kerja di lab, bengkel, kebun, lapangan.
·         Ilmu pengetahuan yg mampu tumbuhkan kemajuan adalah bagian utama kebudayaan.
·         Isi pendidikan, yakni utamakan IPA, Sejarah, Ketrampilan, dan hal-hal berguna atau langsung dirasakan masyarakat. (Bernadip: Ilmu Hayat; Antropologi; Psikologi; dan Ilmu Alam). m
Keterangan:
è Ilmu Hayat, adalah menunjukkan manusia sebagai makhluk yang berjuang untuk mempertahankan hidup dan mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapi.
è Antropologi, adalah manusia telah punya sejarah sejak lama, penciptaan kebudayaan, dapat mencari dan menemukan jalan yang perlu baginya.
è Dalam Psikologi, manusia adalah makhluk berfikir yang punya  paham tentang dirinya sendiri, lingkungan, dan pengalam-pengalamnnya.
è Ilmu Alam adalah manusia mampu mengetahui sifat-sifat alam, menguasainya dan mengatur sebagian dari padanya.
·         Metode scientific lebih dipentingkan. Berbeda dengan metode memorisasi pada aliran esensialisme.
·         Mata  pelajaran, terinteraksi dalam unit, tak terpisah.
·         Kurikulum progresivisme berpusat pada siswa dengan penekanan pembentukan kreativitas, aktivitas belajar naturalistic, hasil belajar nyata dan pengalam teman sebaya.
·         Karena perubahan selalu terjadi, kurikulum perlu:
a.    Fleksibilitas dalam pelaksanaan (tidak kaku)
b.    Tidak menghindari dari perubahan
c.    Tidak terikat dengan doktrin tertentu
d.    Bersifat ingin tahu
e.    Toleran
f.    Berpandang luas
g.    Terbuka

Ontology Progresivisme
·         Mengandung pengertian dan kualitas evolusiontis kuat.
·         Pengalaman -> cari dinamika hidup -> hidup = perjuangan, tindakan  dan perbuatan -> pengalaman = perjuangan.
·         Manusia = punya kecerdasan, ingatan, kemampuan, bisa berhubungan dengan orang lain dan lingkungan. -> Jiwa = sumber, sebab dan pendorong penting adanya perubahan.

11-05-2012
Pragmatisme Tentang Realita
·         John Dewey (creative intelegence): sifat utama pragmatism tentang realita adalah tiada teori realita yang umum. -> Pendidikan ekstrim -> Pragmatis-Progresivis.
·         John Child dan George Santayana (pragmatis): metafisika adalah ada. -> Pragmatisme mempunyai berbagar konsep eksistensi. Contoh: dari sudut eksistensi; alam adalah proses, bukan sebagai pengetian subtansial. -> tidak menggunakan istilah alam semseta, melainkan “dunia”
è Dunia adalah proses atau tata dimana manusia hidup di dalamnya, -> Dunia = kosmos, realita, dan alam.
Pragamatisme Tentang Pengetahuan
·         Lebih utamakan pembahasan epistimologi daripada metafisika
·         Kecerdasan dan pengalaman adalah tidak dapat dipisah-pisaahkan. -> Pagmatisme adalah teori pengetahuan/pikir.
John Dewey: The rule of referring all thinking to concequences for final meaning and test. Pikiran adalah benar jika punya arti bagi si pemikir.
è Perlu tinjau arti dan istilah-istilah, seperti: induktif, rasional, dan empiric.
Induktif adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan ambil data khusus lebih dulu dan diikuti penarikan kesimpulan bersifat umum.
Deduktif, dalam lingkup pragmatism adalah utamakan cara induktif.
Empiric adalah sifat pandangan bahwa presepsi yaitu media bagi manusia untuk pahami lingkungan.
è Pragmatisme = tidak setuju adanya semua bentuk generalisasi, apriori/aposteriori.
è Pengalaman = unsure utama dalam epistimologi. -> bersifat khusus dan particular.
·         Sifat rasioanl pragmatism adalah pada pemberian isi pengertiantentang satu proses adanya pengalaman jadi pengetahuan.
·         Fakta mentah adalah belum bisa disebut pengetahuan. -> perlu pola-pola, cara-cara pengaturan, dan pengorganisasian tertentu.
·         Pragmatism adalah bukan empiric tradisional. -> Indera = bukan pintu gerbang pengetahuan. -> persepsi indera = satu entitas pasif saat jiwa terima kesan-kesan indera yang berasal dari dunia luar (manusia). -> pengetahuan = bukan kompilasi unsure-unsur atau fakta yang ditangkap indera.
·         Empiric = pragmatisme akui pengetahuan/fakta yang ditangkap indera. -> pragmatisme = bersifat rasional.
è Pragmatism adalah aliran filsafat pendukung progresivisme. -> epistemologinya adalah epistemology progresivisme.
·         Dalam progresivime: pengetahuan >< kebenaran
Pengetahuan: kumpulan kesan-kesan dan penerangan-penerangan yang tehimpun dari pengalaman yang siap digunakan.
Kebenaran: hasil tertentu dari usaha untuk ketahui, miliki, dan arahkan beberapa segmen pengetahuan agar dapat timbulkan petunjuk/penyelesaian pada situasi tertentu, yang mungkin keadaannya kacau.
Kecerdasan: factor utama yang sentral yang dapat pertambahkan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan (fisik, kebudayaan, manusia)

Pragmatisme Tentang Nilai
·         Nilai = tak timbul dengan sendirinya, tapi ada factor-faktor sebagai prasyarat.
·         Manusia punnya bahasa -> saling berhubungan -> masyarakat -> nilai -> penggunaan bahasa  adalah saran ekpresi dari dorongan, kehendak, perasaan, dan kecenderungan masing-masing.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar