30-03-2012
Istilah filsafat mulai digunakan
pada masa khalifah HARUN AL ROSYID (abbasiyah).
Filsafat berasal dari kata philo-philare-philein berarti CINTA dan sophia berarti KEBIJAKSANAAN.
Policy (berkonotasi negative)
wisdom (berkonotasi positif) tetapi keduanya sama-sama memiliki arti
KEBIJAKSANAAN.
Ada 3 sumber kebenaran:
1. Wahyu/agama
(kebenaran bersifat mutlak)
2. Filsafat
(mencari kebenaran atas segala sesuatu, alatnya berupa rasio/humaniora,
kebenaran bersifat nisbi/relative)
3. Ilmu
pengetahuan (kebenarannya teruji secara empiris, menggunakan beberapa teori
·
Ketika masih bisa dijawab dengan baik dan mudah
berarti itu masih wilayah ilmu pengetahuan
·
Ketika jawaban sudah mutlak berarti filsafat
Ket:
·
Ilmu humaniora, adalah ilmu yang belum mutlak
kebenarannya, dan hanya mengandalkan rasio/akal/logika
·
Ilmu bahasa merupakan salah satu contoh cabang
dari ilmu humaniora
FISAFAT adalah,
·
Menurut plato,
filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu
·
Menurut aristotelis,
filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas suatu benda
·
Menurut al-farabi,
filsafat adalah pengentahuan tentang yang maujud dan bertujuan menyelidiki
hakekat sebenarnya.
Philosophie is the attempt to answer question critically
Kesimpulan: (Harold Hatitus)
1. Philosophie
is an etitude and the universe (sikap tentang hidup dan alam semesta).
2. Philosophie
is a method reflactive thinking and reasoned inqury (metode berpikir reflactif
dan penelitian ilmiah).
3. Philosophie
is a group of problem (seperangkat/kumpulan masalah)
4. Philosophie
is a group of system of thought (seperangkat system berpikir)
13-04-2012
Sikap yang harus dimiliki seorang PENDIDIK:
·
Pengajaran (learning to know)
·
Bimbingan (to be)
·
Ketrampilan (to do)
Tugas pembimbing (konseling):
- Self
understanding (memahami diri sendiri)
- Self
acceptance (menerima diri sendiri)
- Self
direction (mampu mengarahkan dirinya)
- Self
actualization (mampu mengaktualisasikan dirinya)
Pendidikan adalah,
a. Proses
manusia didisiplinkan dan dikembangkan
b. Proses
dimanna individu diarahkan untuk loyal yang sesuai terhadap kelompok dan
lembaga-lembaga social
Undang-Undang Pendidikan Sistem
Pendidikan Nasional:
1. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinnya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlaq mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
FILSAFAT PENDIDIKAN adalah
filsafat yang menyelidiki hakekat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut
dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya. Serta hakekat ilmu pendidikan
yang bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya.
(Benjamin Othanail Smith)
20-04-2012
System
Filsafat dan Filsafat Pendidikan
·
System: himpunan gagasan-gagasan/prinsip-prinsip
yang saling bertautan dalam satu kesatuan, (pendidikan): system yang disusun
atas dasar gagasan-gagasan/prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan
dalam satu kesatuan.
·
Filsafat: tujuan dan pelajari objek daru sudut
hakekat, dalam sistemnya terdapat beberapa problem:
a.
Realita (kenyataan): soal kebenaran, (metafisika)
ada 3 teori kebenaran:
1.
Teori korespondensi/akondensi: truth is that
conforms to fact or agrees with actual situation… The agrrement between the
statement of fact and actual fact, or between judgement and environmental
situation of which the judgement claims to be an interpretation (Harold H.
Titus). – dianut penganut realism – objektivisme. Missal: tubuh terdiri dari
atom.
2.
Teori konsitensi/koherensi: a judgement is true if
it consistent with other judgement that
are accepted or know to be true. The judgement are logically coherent with
other relevan judgement (Harold H. Titus) – dianut para pengikut idealisme.
3.
Teori pragmatis (dikerjakan/dilakukan): utility,
work ability, and satisfactory consequences. True ideas are those that we can
assimilate (serasikan) willidate (berlakuan) corroborate (kuatkan) and verifly
(periksa/uji). Missal: agama benar bukan karena Tuhan yang disembah: ada, tapi
karena pengaruh positifnya terhadap kehidupan manusia – kamu percaya Tuhan,
kehidupan masyarakat berlangsung dengan tertib, yang benar – yang berlaku dalam
praktek.
b.
Pengetahuan: berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan, sperti:
Apakah pengetahuan, bagaimana cara memperoleh dan
menangkap pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan, dsb. (Epistomologi)
Terkait dengann ini adalah logika, ajaran berpikir
yang menyangkut masalah hubungan yang benar dan tepat antargagasanyang
dimiliki.
c.
Nilai (Aksiologi)
Mencari jawab dari pertanyaan seperti: nilai-nilai yang
bagaimana yang dikehendaki untuk manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar
hidupnya.
Hubungan
filsafat dan pendidikan (John S. Brubacher):
1. Metafisika:
dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan pendidikan mengenai pandangan dunia
yang bagaimanakah yang diperlukan.
2. Epistemology:
dalam penyusunan kurikulum sebagai sarana untuk mencapai tujuan diperlukan
epistemology.
3. Aksiologi:
dalam perumusan tujuan-tujuan pendidikan diperlukan pula dunia nilai.
4. Dalam
pendidikan kecerdasan yang dikehendaki seseorang.
Problem lain filsafat selain 3
problem tersebut:
·
Adanya cabang-cabang filsafat yang dipelajari
masing-masing problem itu. – visi berbeda.
·
Bernadib: naturalisme – idealisme – realisme –
pragmatisme (urut dari yang tertua ke yang termuda) – tinjauan dari realita
sebagai masalah utama: gambaran cirri pokok yang dimiliki 4 aliran itu:
- Naturalisme:
kenyataan yang sebenarnya (alam semseta)
- Idealisme:
kenyataan (tersusun atas subtansi sebagaimana gagasan-gagasan/ide-ide/spirit.
- Realisme:
(timbul pada zaman modern dan sering disebut anak-anak matrealisme)
- Pragmatisme:
meletakkan pemakaian sesuatu diatas pengetahuan itu sendiri.
Perkembangan
Beberapa Aturan Filsafat
Sejarah pemikiran filsafat:
1. Matrealisme:
Permenindes & Herakleitos
a.
Permenindes (to be) ada
Yang ada bersifat tetap, hanya satu yang mungkin
bermacam-macam. Yang ada terjangkau pada akal, hanya percaya pada akal. Menolak kemampuan pada indra.
b.
Herakleitos (to become)
Tidak percaya akal, hanya percaya kemampuan indra
2. Idealisme:
Socrates & Plato
a.
Socrates (469-399 SM): ajarannya dikembangkan
sepenuhnya oleh muridnya.
b.
Plato: keterbatasan manusia terjadi karena jiwa
(akal) sebagai potensi mengetahui kebenaran terpenjara di dalam badan-badan
(selalu diliputi nafsu yang mengotori jiwa).
3. Realisme:
4. Rasionalsme
(Rene Descrates): pengagung rasio – pengetahuan yang benar (sumber). Dari dunia rasio – pengalaman.
5. Empiris:
pengetahuan yang benar (bersumber dari dunia pengalaman)
6. Kritisme
(Immanual Kant): pengetahuan yang benar (atas kemampuan akal dan pengalaman).
27-14-2012
Kebudayaan
dan Pendidikan
·
Pendidikan sebagai usaha manusia yang disengaja
untuk memimpin angkatan muda guna mencapai kedewasaan dan meningkatkan taraf
kesejahteraannya = berada dalam suatu lungkup kebudayaan. –> untuk
mengetahui bagaimana sesungguhnya pendidikan itu = perlu melewati dan
medasarkan diri atas tinjauan filosofis.
·
Kebudayaan = tidak beku, tapi selalu berkembang dan
berubah. ->
Konsep
Filosofis tentang Pendidikan
·
Perkembangan dan perubahan dalam lapangan
pendidikan = timbulkan tantangan agar para pendidik punya sikap tertentu dengan
bersendikan pada pendirian tertentu pula.
·
Theodore Brameld: yang lazim dianut adalah
kemungkinan-kemungkinan sikap seperti: (1) konserfativ, (2) bebas modifikatif,
(3) regresif, (4) radikal rekonstruktif.
Penjabaran
sikap tersebut tentang pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.
Menghendaki pendidikan yang pada hakekatnya progresif
(aliran profesionalisme)
(Tujuan pendidikan) adalah sebagai rekonstruksi
pengalaman yang terus menerus.
(Pendidikan) adalah tidak hanyak sampaikan
pengetahuan kepada anak didik untuk diterima saja, tapi yang lebih penting
adalah melatih kemampuan berfikir dengan memberikan stimulasi-stimulasi.
(Berfikir) adalah penerapan cara-cara ilmiah.
b.
Mengehendaki pendidikan yang bersendikan
nilai-nilai tinggi, yan ghakiki kedudukannya dalam kebudayaan. (aliran
esensialisme)
c.
Menghendaki agar pendidikan kembali pada jiwa yang
kuasai abad pertengahan. (aliran perenialisme)
d.
Menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan
kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan
perubahan dan perkembangan masyarakat
sebagai akibat adanya pengaruh IPTEK. (aliran konstruktivisme)
·
Theodore Brameld: visi-visi filosofis tersebut
tidak sepenuhnya utuh dan kompak.
Progresivisme
·
Tokoh-tokoh Progesivisme, antara lain: William
James (1842-1910), John Dewey (1859-1952), Hans Vaihinger (1852-1933), dsb
·
Ciri-ciri utama progresivisme: konsepnya didasari
pengetahuan dan kepercayaan, manusia mempunya kemampuan-kemampuan wajar dan
dapat menghadapi masalah-masalah yang menekan eksistensinya
04-05-2012
·
Nilai-nilai yang dianut adalah dinamis dan selalu
alami perubahannya, seperti yang dikembangkan Immanuel Kant (yang junjung
tinggi kebebasan martabat manusia dan pribadi). -> progresivisme adalah
junjung tinggi hak asasi individu dan nilai demokratis.
·
Progresivisme adalah “The Liberal Road of Culture
(jalan liberal pembudayaan)”. Nilai-nilai yang dianut adalah fleksibel,
toleran, dan terbuka. Individu-individu dituntut bersikap penjelajah, peneliti,
pengembangan pengalaman, terbuka, berkemauan baik, serta mau mendengarrkan
kritik dan ide orang lain untuk memberikan kesempatan dan membuktikan
argumentasinya. Menuntut individu yang progresif, konstruktif, inovatif,
reformatif, aktif, dan dinamis.
Instrumentalisme
·
Istilah lain pragmatism dari John Dewey dkk,
adalah aliran logika yang menempatkan pengalaman dan mengartikan kegiatan
berfikir, atau ide-ide dan doktrin sebagai saran yang berfungsi untuk adakan
penyesuaian antara organisme/manusia dan lingkungan.
Eksperimentalisme
·
Pengganti pragmatisme/instrumentalisme, adalah
aliran yang menempatkan pikiran manusia sebagai alat untuk adakan penyesuaian
terhadap lingkungan socialnya yang selalu dan terus menerus berubah.
·
Tugas pendidikan:
a.
Meneliti sejelas-jelasnya kesanggupan-kesanggupan
manusia dan mengujinya ………
Pandangan
dan Penerapan Progresivisme dalam Pendidikan
·
Anak didik diberikan kebebasan, baik fisik maupun
cara berfikir untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang tependam dalam
dirinya, tanpa terhambat rintangan yang dibuat orang lain.
·
Dari segi BUDAYA, adalah tidak beku, tapi selalu
berkembang dan berubah. Pendidikan sebagai refleksi kebudayaan seharusnnya
sejiwa dengan kebudayaan itu. Pendidkan sebagai alat memproses dan
merekonstruksi kebudayaan baru, yakni harus dapat ciptakan situasi edukatif
sehingga menghasilakan keluaran berupa manusia unggul, kompetitif, inisiatif,
adaptif, kreatif, dan mampu menjawab tantangan zaman.
·
Untuk itu perlu kurikulum yang berpusat pada
pengalaman dan bersifat eksperrimental. Apa yang diperoleh anak didik di
sekolah dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. “Leaning by Doing” (belajar
sambil berbuat) dan “Problem Solving” (langkah-langkah menghadapi problem,
ajukan hipotesa). Praktek kerja di lab, bengkel, kebun, lapangan.
·
Ilmu pengetahuan yg mampu tumbuhkan kemajuan
adalah bagian utama kebudayaan.
·
Isi pendidikan, yakni utamakan IPA, Sejarah,
Ketrampilan, dan hal-hal berguna atau langsung dirasakan masyarakat. (Bernadip:
Ilmu Hayat; Antropologi; Psikologi; dan Ilmu Alam). m
Keterangan:
è Ilmu
Hayat, adalah menunjukkan manusia sebagai makhluk yang berjuang untuk
mempertahankan hidup dan mengatasi rintangan-rintangan yang dihadapi.
è Antropologi,
adalah manusia telah punya sejarah sejak lama, penciptaan kebudayaan, dapat
mencari dan menemukan jalan yang perlu baginya.
è Dalam
Psikologi, manusia adalah makhluk berfikir yang punya paham tentang dirinya sendiri, lingkungan,
dan pengalam-pengalamnnya.
è Ilmu Alam
adalah manusia mampu mengetahui sifat-sifat alam, menguasainya dan mengatur sebagian
dari padanya.
·
Metode scientific lebih dipentingkan. Berbeda
dengan metode memorisasi pada aliran esensialisme.
·
Mata
pelajaran, terinteraksi dalam unit, tak terpisah.
·
Kurikulum progresivisme berpusat pada siswa dengan
penekanan pembentukan kreativitas, aktivitas belajar naturalistic, hasil
belajar nyata dan pengalam teman sebaya.
·
Karena perubahan selalu terjadi, kurikulum perlu:
a.
Fleksibilitas dalam pelaksanaan (tidak kaku)
b.
Tidak menghindari dari perubahan
c.
Tidak terikat dengan doktrin tertentu
d.
Bersifat ingin tahu
e.
Toleran
f.
Berpandang luas
g.
Terbuka
Ontology
Progresivisme
·
Mengandung pengertian dan kualitas evolusiontis
kuat.
·
Pengalaman -> cari dinamika hidup -> hidup =
perjuangan, tindakan dan perbuatan ->
pengalaman = perjuangan.
·
Manusia = punya kecerdasan, ingatan, kemampuan,
bisa berhubungan dengan orang lain dan lingkungan. -> Jiwa = sumber, sebab
dan pendorong penting adanya perubahan.
11-05-2012
Pragmatisme
Tentang Realita
·
John Dewey (creative intelegence): sifat utama
pragmatism tentang realita adalah tiada teori realita yang umum. ->
Pendidikan ekstrim -> Pragmatis-Progresivis.
·
John Child dan George Santayana (pragmatis):
metafisika adalah ada. -> Pragmatisme mempunyai berbagar konsep eksistensi.
Contoh: dari sudut eksistensi; alam adalah proses, bukan sebagai pengetian
subtansial. -> tidak menggunakan istilah alam semseta, melainkan “dunia”
è Dunia
adalah proses atau tata dimana manusia hidup di dalamnya, -> Dunia = kosmos,
realita, dan alam.
Pragamatisme
Tentang Pengetahuan
·
Lebih utamakan pembahasan epistimologi daripada
metafisika
·
Kecerdasan dan pengalaman adalah tidak dapat
dipisah-pisaahkan. -> Pagmatisme adalah teori pengetahuan/pikir.
John
Dewey: The rule of referring all thinking
to concequences for final meaning and test. Pikiran adalah benar jika punya
arti bagi si pemikir.
è Perlu
tinjau arti dan istilah-istilah, seperti: induktif, rasional, dan empiric.
Induktif adalah
usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan ambil data khusus lebih dulu dan
diikuti penarikan kesimpulan bersifat umum.
Deduktif,
dalam
lingkup pragmatism adalah utamakan cara induktif.
Empiric adalah
sifat pandangan bahwa presepsi yaitu media bagi manusia untuk pahami
lingkungan.
è Pragmatisme
= tidak setuju adanya semua bentuk generalisasi, apriori/aposteriori.
è Pengalaman
= unsure utama dalam epistimologi. -> bersifat khusus dan particular.
·
Sifat rasioanl pragmatism adalah pada pemberian
isi pengertiantentang satu proses adanya pengalaman jadi pengetahuan.
·
Fakta mentah adalah belum bisa disebut
pengetahuan. -> perlu pola-pola, cara-cara pengaturan, dan pengorganisasian
tertentu.
·
Pragmatism adalah bukan empiric tradisional. ->
Indera = bukan pintu gerbang pengetahuan. -> persepsi indera = satu entitas
pasif saat jiwa terima kesan-kesan indera yang berasal dari dunia luar
(manusia). -> pengetahuan = bukan kompilasi unsure-unsur atau fakta yang
ditangkap indera.
·
Empiric = pragmatisme akui pengetahuan/fakta yang
ditangkap indera. -> pragmatisme = bersifat rasional.
è Pragmatism
adalah aliran filsafat pendukung progresivisme. -> epistemologinya adalah
epistemology progresivisme.
·
Dalam progresivime: pengetahuan >< kebenaran
Pengetahuan: kumpulan
kesan-kesan dan penerangan-penerangan yang tehimpun dari pengalaman yang siap
digunakan.
Kebenaran: hasil tertentu dari usaha
untuk ketahui, miliki, dan arahkan beberapa segmen pengetahuan agar dapat
timbulkan petunjuk/penyelesaian pada situasi tertentu, yang mungkin keadaannya
kacau.
Kecerdasan: factor utama yang sentral
yang dapat pertambahkan adanya hubungan antara manusia dengan lingkungan
(fisik, kebudayaan, manusia)
Pragmatisme
Tentang Nilai
·
Nilai = tak timbul dengan sendirinya, tapi ada
factor-faktor sebagai prasyarat.
·
Manusia punnya bahasa -> saling berhubungan
-> masyarakat -> nilai -> penggunaan bahasa adalah saran ekpresi dari dorongan, kehendak,
perasaan, dan kecenderungan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar