KELOMPOK VI
MAKALAH
Tela’ah Materi dan klasifikasi materi Pendidikan Agama Islam
(Al-qur’an Hadist kelas XI semester II, XII
semester I dan II)
Tugas Ini Ditujukan Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Tela’ah Materi PAI Oleh Dosen
Pengampu Drs. KH. Akhirin Ali, M.A.g.
Disusun
Oleh :
1.
Irahatul
Munafisah (210063 )
2.
Lilis
Trinovianti (210077)
3.
Zulfa Al-kharis (210196)
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER 4B
2010/2011
Jln.Taman Siswa No9 Pekeng Tahunan Jepara
Kode
Pos 59427,Telp./Fax (0291)593132
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang masalah.
Pendidikan Al-Qur’an dan Hadist di Madrasah Aliyah sebagai landasan yang
integral dari pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang
menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara
substansial mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadist memiliki kontribusi dalam
memberikan motifasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai
keyakinan kegamaan (tauhid) dan Ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadist adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yanbg dimaksud untuk memberikan motivasi,
bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam pertilaku sehari –
hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.
1.2
Rumusan Masalah.
1.
Bagaimana memahami ayat-ayat Al-qur’an dan hadist tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para
duafa?
2.
Bagaimana memahami ayat-ayat Al-qur’an tentang berkompetisi dalam kebaikan?
3.
Bagaimana memahami ayat-ayat Al-qur’an dan hadist tentang amar ma’ruf nahi
mungkar?
4.
Bagaimana memahami ayat-ayat Al-qur’an tentang ujian dan cobaan?
5.
Bagaimana memahami ayat-ayat alqur’an dan hadist tentang kewajiban
berdakwah?
6.
Bagaimana memahami ayat-ayat alqur’an dan hadist tentan tanggung jawab
manusia terhadap keluarga dan masyarakat?.
7.
Bagaimana memhami ayat alqur’an dan hadist tentang berlaku adil dan jujur?
8.
Bagaimana memahami ayat alqu’ran tentang toleransi dan etika pergaulan?
9.
Bagaimana memahami ayat alqur’an dan hadist tentang etos kerja?
10.
Bagaimana memahami ayat alqur’an dan
hadist tentang makanan yang halal dan baik?
11.
Bagaimana memhami ayat alqur’an tentang ilmu pengetahuna dan tekhnologi?
1.3 Tujuan penulisan.
Sejalan dengan
persoalan yang telah dikemukakan diatas, penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.
Untuk
mengetahui Telaa’ah materi Al-quran Hadist Madrasah Aliyah dari kelas dua semester
2 sampai kelas tiga.
2.
Memberikan
penjelasan tentang surah-surah yang akan dipelajari.
3.
Dapat
mengetahui metode yang tepat dilakukan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
KELAS XI
SEMESTER II
1.
POLA HIDUP SEDERHANA DAN PERINTAH MENYANTUNI PARA DUAFA.
A.
Al-qur’an surah Al-qashas ayat 79-82.
[28:79] Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
[28:80] Berkatalah orang-orang yang
dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah
lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh
pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".
[28:81] Maka Kami benamkanlah Karun
beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang
menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang
dapat) membela (dirinya).
[28:82] Dan jadilah orang-orang yang
kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah
Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (ni'mat Allah)".
a. Isi kandungan ayat.
Ayat diatas (79) mengandung makna suatu kisah terdahulu, yaitu qarun yg
hidup dengan bergelimang harta. Namun sayangnya, harta yang melimpah itu
membuat Qarun lupa diri dan menjadi takabur. Dia mengatakan bahwa hartanya yang
banyak itu berkat hasil usahnaya semata, bukan karena rahmat Allah.
Qarun berhasil memperdaya sebagian masyarakat dan diantara mereka ada yang
berkata “ Alangkah senangnya seandainya kita duberi harta yang melimpah seperti
Qarun, kita dapat menikmati hidup ini dengan sepuas-puasnya”.
Pada ayat berikutnya(80) orang yang mmepunyai ilmu dan akal ssehat tidak
tertarik oleh harta yang dipamerkan oleh Qarun.mereka mengatakan pahala Allah
jauh lebih penting dan bernilai daripada harta melimpah bagi orang yang beriman
dan beramal sholeh.[1]
Selanjutnya (ayat 81-82), Allah menegaskan bahwa akibat kesombongan dan
ketakaburannya, Qarub ditenggelamkan beserta seluruh hartanya kedasar bumi.
Atas kejadian tragis itu, masyarakat yang sebelumnya menginginkan harta
melimpah seperti yang dimiliki Qarun menjadi sadar dan kembali bertobat kepada Allah.
b.
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.
Islam tidak melarang umatnya memiliki harta sebanyak-banyaknya, bahkan
sangat dianjurkan untuk berusaha keras mendapatkan harta yang halal dan
menggunakannya sesuai dengan petunjuk Allah. Perilaku kehidupan orang yang
mengamalkan isi kandungan ayat diantaranya sebagai berikut:
v Tidak bersikap sombong dengan harta yang
dimilikinya.
v Menjadikan harta sebagai media untuk beribadah
kepada Allah SWT.
v Menjadikan harta sebagai media untuk mencari
ilmu.
v Menghindari sikap boros.
c.
Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana
terkandung dalam ayat diatas.
Ø Tanamkan keyakinan bahwa harta hanya titipan
dari Allah dan suatu saat akan kembali kepada-Nya.
Ø Tanamkan keyakinan bahwa harta akan membawa
manfata dan berkah jika digunakan dengan petunjuk Allah dan jika tidak akan
membawa adzab dan bencana.
Ø Tanamakan keyakinan bahwa didalam harta yang
kita miliki ada hak kaum duafa.
B.
Al-qur’an surah Al-isra’ ayat 26-27.
[17:26] Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
[17:27] Sesungguhnya pemboros-pemboros
itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya.
a.
Isi kandungan ayat.
Ayat-ayat diatas (26-27) mengandung makna
bahwa Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan hak orang lain terutama kaum
kerabat terdekat kita sanak family, dan keluarga. Diantara hak-hak itu adalah
menyambung silaturrahmi dengan mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan
memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, baik bantuan materi maupun
inmateri.
Selain itu diperintahkan untuk memberikan
bantuan kepada kaum duafa, seperti fakir miskin, anak-anak yatim, orang
terlantar, anak jalanan, dan sebagainya.
Allah melarang kita melakukan perbuatan boros,
yaitu perilaku menghamburkan harta tanpa ada guna dan manfaatnya. Allah
menggolongkan perilaku boros kedalam perilaku setan yang keji dan tidak
bermoral.[2]
Pada ayat (29-30) Allah mengingatkan kita agar
tidak berperilaku kikir. Allah menyebutnya dengan menjadikan tangan terbelenggu
diatas leher, maksudnya agar manusia tidak berlaku kikir, pelit atau medit
kepada sesama, sehingga menyebabkan kita lupa bahwa dalam harta yang kita
miliki ada hak orang lain.
Dalam hal ini, Allah mengajarkan kepada kita
untuk bersikap perilaku sederhana, yaitu membelanjakan harta termasuk
bersedekah secukupnya, Allah melarang umatnya untuk membelanjakan hartanya
dengan boros.
b.
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.
Diantara sikap perilaku orang yang menyantuni kaum duafa yang terkandung
dalam ayat di atas adalah sebagai berikut:
ò Perilaku belas kasih terhadap orang lemah.
ò Perilaku tidak boros.
ò Perilaku benci menjadi teman setan.
ò Perilaku benci terhadap perbuatan ingkar
kepada Allah SWT.
ò Perilaku hemat dan cermat.
c . menrapkan perilaku hidup sederhana dan
menyantuni kaum duafa seperti terkandung dalam ayat diatas.
Untuk dapat mempraktikan perilaku demikian itu, hendaknya memperhatikan
terlebih dhaulu beberapa hal berikut ini:
Tanamkan keimanan yang kuat dalam hati agar kamu tidak mudah tergoda setan
yang selalu membujuk manusia agar kikir.
Tanamkan keyakinan bahwa harta itu hanya titipan Allah, yang suatu saat
akan dipergulirkan oleh-Nya.
Tanamkan keyakinan bahwa menyantuni kaum duafa merupakan perintah Allah.
Tanamkan keyakinan bahwa harta tidak akan berkurang nilainya dimata Allah.
C.
Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 1777.
[2:177] Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa. [3]
a.
Isi kandungan ayat.
Iman tidak hanya keyakinan dan pengakuan,
melainkan harus diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku yang selaras dengan
makna dan tujuan keimanan itu sendiri. Sehingga keimanan seseorang dapat
dirasakan manfaatnya bagi orang lain dan dapat mmeberikan manfaat baik bagi
dirinya maunpun bagi sesamanya. Misalnya rajin melaksanakan shalat lima waktu,
membayar zakat dan menyayangi alam lingkungan dan sebaginya.
b. perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas.
Sikap perilaku hidup sederhana dan menyantuni
kaum duafa seperti yang terkandungan dalam ayat diatas, dapat diidentiifkasi
sebagai berikut:
Y
Perilaku mengaplikasikan keimanan dalam kehidupan nyata.
Y
Perilaku gemar berderma.
Y
Perilaku sabar dalam menerima musibah.
Y
Perilaku jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan.
Y
Perilaku mengamalkan nilai-nilai keimanan dalam bentuk tindakan dan
perbuatan.
C. Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa seperti
terkandung dalam ayat diatas.
Untuk dapat mempraktikan
perilaku demikian itu, hendaknya memperhatikan terlebih dhaulu beberapa hal
berikut ini:
Â
Tanamkan keimanan yang kuat dalam
hati, sebab setan selalu menggoda manusia agar tidak memberikan apapun yang
dilikinya kepada orang lain
Â
Berlindunglah kepada Allah, dari sifat-sifat kikir, boros, dan sikap perilaku
menumpuk-menumpuk harta.
Â
Jangan menganggap harta sebagai tumpuan kebahagiaan hidup di dunia.
Â
Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa Allah akan mempergulirkan nasib semua
hamba-Nya setiap saat.
Â
Mulailah bersikap perilaku menyantuni kaum duafa sekarang juga agar kelak
setelah dewasa menjadi terbiasa.
D.
Hadis tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni kaum duafa.
عن ابي كريمة المقداربن معد يكرب رضي الله عنه
قال: سمعت ر سول الله صلي الله عليه وسلم يقول: ماملآ ادمئ و عا ء شرا من بطنه
بحسب ابن ادم لقيمات يقمن صلبه فان كان لا محا لة فثلث لطعا مه و ثلث لشرابه و ثلث
لنفسه ( ر واه التر مذ ي )
قال ر سو ل ا لله صلي ا لله عليه و سلم ليس المؤ
من با لذي يشبع وجا ر ه جا ئع الي جنبه ( رواه البخا ري)
Artinya:
“ dari Abi
Karimah, yaitu Miqdar bin Ma’dikariba; saya mendengar Rasulluallah saw,
bersabda: anak adam yang mengisi penuh suatu tempat, tidak akan lebih berhaya
daripada mengisi perutnya sendiri. Bagi anak Adam, cukup beberapa suap makanan
untuk dapat menegakkan tulang iganya. Jika dia harus demikian (makan lebih
banyak dari itu), maka sepertiga untuk makannya, sepertiga unuk minumnya, dan
sepertiga lagi untuk nafasnya.” (H.R. Turmudzi).
“ Rasulluallah
saw, bersabda tidak termasuk orang, mukmin orang yang kenyang sementara
tetangganya lapar di dekatnya.” (H.R. Bukhori).
a.
Isi kandungan hadist.
Hadist diatas mengandung makna bahwa kita
tidak boleh mengisi perut sampai penuh. Rasulluallah mengajarkan kepada kita
agar tidak makan sebelum lapar dan ketika makan jangan sampai kekenyangan. Anak
adam hendaknya makan beberapa suap saja, artinya secukupnya sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Dalam hadist kedua, kita diperintahkan tidak
hanya memikirkan diri sendiri, tidak sempurna iman seorang yang hanya makan
sendiri, sedangkan tetangganya kelaparan.
b.
Perilaku orang yang mengamalkan hadist.
�
Sederhana dalam makan dan minum.
�
Sederhana dalam membelanjakan harta.
�
Sederhana dalam bersikap dan berperilaku.
�
Peduli terhadap sesama.
c.
Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa sebagaimana
terkandung dalam hadist diatas.
Ì
Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak tergoda oleh setan.
Ì
Biasakan bergaul dengan orang-orang
yang memiliki perilaku sederhana agar kita dapat meneladaninya.
Ì
Hindari pergaulan dengan orang-orang yang boros dan tidak peduli sesama
agar tidak terpengaruh oleh pergaulannya.
Ì
Biasakan mengatur pola makan dan pola hidup sehat.
2.
BERKOMPETENSI DALAM KEBAIKAN.
A.
Al-qur’an surah Al-baqarah ayat 148.
[2:148] Dan bagi tiap-tiap
umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
a.
Isi kandungan ayat.
Ayat
diatas mengandung makna bahwa kita harus berlomba-lomba melakukan kebaikan,
artinya masing-masing mempunyai keinginan untuk melakukan kebaikan tersebut,
seraya mengamalkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
b.
Menceritakan perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas.
Pak
abdul mempunyai 2 orang anak, putra dan putri, keduanya selalu bersaing dalam
hal apapun. Sampai ketika mereka sekolah prestasi mereka terus bersaing. Jika
kakanya mendapat rangking satu dan adiknya tidak dia merasa malu.
Demikianlah
berlomba-lombalah dalam kebaikan yang harus kita teladani dan amalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. hikmah perilaku berkompetensi dalam kebaikan.
ৣ
Setiap orang mempunyai kewajiban untuk beribadah kepada Allah dan berbuat
kebaikan kepada sesama.
ৣ
Terhadap kebaikan kita dapat berkompetisi atau bersaing dengan orang lain.
ৣ
Memahami bahwa perbuatan ibadah dan kebajikan sangat diperlukan bagi
manusia.
ৣ
Sebagai muslim kita meyakini bahwa Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya.
d.
Mempraktikan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti yang terkandung
dalam Q.S. Al-baqarah : 148.
¤
Tanamkan keimanan yang kuat di dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk
rayu setan yang hendak menjerumuskan manusia ke jurang kenistaan.
¤
Pahami dengan seksama, mana perilaku yang baik dan manapula yang buruk agar
kita dapat memilih dan menentukan perbuatan yang pantas dan tidak pantas
dilakukan.
¤
Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa berkompetisi atau bersaing secara sehat
untuk menjadi yang terbaik dan dalam hal kebaikan sangat dianjurkan dalam agama
islam.
¤
Pandanglah semua orang sebagai pesaingmu dalam berbuat kebaikan sehingga
kamu mempunyai motivasi untuk berlomba dalam hal kebaikan.
B.
Al-qur’an surah Fatir ayat 32.
[35:32] Kemudian
Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang
lebih dahulu berbuat kebaikan, dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia
yang amat besar.
a.
Isi kandungan ayat.
Ketika ayat Al-qur’an diturunkan manusia
terbagi menjadi dua golongan ada yang menerima kebenaran Al-qur’an dan ada yang
menentang serta mendustakannya.
Ayat diatas juga menegaskan bahwa orang yang
beriman kepada Al-qur’an dan mengamalkannya, mereka itu memiliki perilaku
terpuji dalam kehidupannya. Akhlak mereka mencerminkan keimanannya kepada kitab
Al-qur’an dan selaras dengan isi kandungannya. Selain itu, mereka kelak diberi
tempat yang sangat indah dan menyenangkan, yaitu surga. Surga adalah tempat yang
disediakan Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Di sanalah
mereka hidup dengan damai dan penuh kebahagiaan.
b.
Menceritakan perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.
Orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
diatas, niscaya akan memiliki sikap perilaku berkompetisi dalam kebaikan,
diantaranya sebagai berikut:
∞
Sikap perilaku berpegang teguh kepada kitab Al-qur’an.
∞
Sikap perilaku menghindari perbuatan aniaya.
∞
Sikap perilaku bersaing dan berlomba dalam kebaikan.
∞
Sikap perilaku mengharap rida dan karunia Allah SWT.
c.
Mengidentifikasi hikmah perilaku berkompetisi dalam kebaikan.
ò
Dapat menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman hidup.
ò
Dapat menghindari perilaku aniaya.
ò
Dapat berlomba dalam kebaikan.
ò
Dapat berkompetisi dalam beribadah.
d . menerapkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti terkandung
dalam ayat diatas.
Y
Tanamkan keimanan yang kuat di dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh
bujuk rayu setan yang selalu menghendaki manusia dalam kehinaan.
Y
Tanamkan keyakinan bahwa hakikat hidup ini adalah perlombaan dan
persaingan.
Y
Tanamkan sikap mental dan perilaku sportif dalam berkompetisi agar tercipta
suasana sehat dan harmonis.
Y
Hargai orang lain yang berprestasi sebagai sumber motivasi bagi kita untuk
meraih yang terbaik dan lebih maju.
C.
Al-qur’an surah An-nahl ayat 97.
[16:97] Barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.
a.
Isi kandungan ayat.
Ayat diatas mengandung makna bahwa hidup di
dunia ini harus diisi dengan amal shaleh, amal kebaikan, dan keimanan. Orang
yang melakukan amal shaleh dan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan,
niscaya hidupnya akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebab orang yang gemar bebruat baik, niscaya akan disenangi banyak orang,
dicintai banyak teman dan memiliki banyak saudara.
b.
Menceritakan perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat.
Dalam kehidupan nyata, kita sering mendengar
atau menyaksikan ada seorang nonmuslim yang menyumbang pembangunan masjid,
memberi santunan pada fakir miskin dengan alasan kemanusiaan, tapi di mata
Allah SWT, tidak akan mendapat balasan apa-apa karena dia tidak beriman.
C. Hikmah perilaku berkompetisi dalam
kebaikan.
v
Dapat berperilaku mencintai kebaikan.
v
Dapat berperilaku jujur dan sportif.
v
Dapat berperilaku menyadari bahwa kebaikan merupakan bekal kehidupab
akhirat.
d . Menerapkan perilaku berkompetisi dalam
kebaikan seperti terkandung dalam ayat diatas.
Ì
Tanamkan keimanan yang kuat kepada Allah sebab sebanyak apapun amal
kebaikan kita tanpa dilandasi iman kepada Allah, tidak akan diterima dan
mendapat balasan dari-Nya.
Ì
Tanamkan keyakinan bahwa semua amal kebaikan itu akan mendatangkan kebiakan
pula pada kemudian hari.
Ì
Biasakan bergaul dengan orang-orang yang gemar berbuat baik agar dapat meneladaninya pada kemudian hari.
3. AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR.
A. Al-qur’an surah ali-imran ayat 104.
[3:104] Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar , merekalah
orang-orang yang beruntung.
a.
Isi kandungan ayat.
Ayat diatas mengandung makna bahwa kaum
muslimin diperintahkan agar melakukan dakwah, mengajak manusia mengerjakan
kebaikan, dan meninggalkan kemungkaran. Dakwah bukan hanya kewajiban ulama’,
kyai, ustadz, mubalig dan da’i tapi juga kewajiban semua kaum muslimin. Allah
memerintahkan dengan tegas agar umat islam melakukan dakwah,baik berdakwah
kepada sesama umat islam maupun kepada orang di luar islam.
Tujuan utama dakwah adalah menyebarluaskan
ajaran islam supaya seluruh kaum muslimin memahami dengan benar ajaran
agamanya, sehingga dapat melaksanakannya dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
b.
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas.
�
Rajin beribadah kepada Allah SWT.
�
Rajin mengajak orang lain melakukan kebaikan.
�
Selalu menghindari perbuatan mungkar.
C. Melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar seperti terkandung dalam ayat
diatas.
Ø
Tanamkan keimanan yang kuat agar dalam berdakwah tidak mudah tergoda oleh
bujuk rayu setan.
Ø
Tanamkan keyakinan bahwa berdakwah itu kewajiban bagi setiap muslim.
Ø
Perbanyak melakukan kebaikan dan menghindari kemungkaran.
Ø
Biasakan bergaul dengan orang yang gemar berdakwah.
B. Hadis tentang amar ma’ruf nahi mungkar.
عن ا بي سعيد الخذ ري رضي ا لله عنه قا ل: سمعت ر سول ا لله صلي الله عليه
وسلم يقول: من راي منكم منكرا فليغير بيده فان لم يستطع فبلسا نه فان لم يستطع فبقلبه
و ذ للك اضعف الا يمان. (رواه مسلم)
Artinya:
“ dari abu
sa’id al-khudari ra, dia berkaa; saa telah mendengar Rasuluaalh saw. Bersabda;
siapa saja diantara kamu yang melihat kemungkaran, hendklah mengubaj dengan
tangannya, maa apabila tidak sanggup (mengubah dengan tangan), hendaklah (ia
mengubahnya) dengan lisannya, dan apabila juga tidak sanggup ( mengubah denhan
lisan),maka hendaklah (mengubah) dengan hatinya, dan yang demikian itu termasuk
selemah-lemah iman.” (H.R. Muslim).
a.
Isi kandungan
ayat.
Hadist diatas mengandung makna bahwa
setiap muslim wajib berdakwah memberantas kemungkaran. Selain mengajak pada
kebaikan dan memberantas kemungkaran juga merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Jika seorang muslim melihat kemungkaran, baik ditempat tinggalnya maupun ditempat lain, hendaknya ia
segera mencegahnya.
b . perilaku orang yang
mengamalkan hadist diatas.
Perilaku menghindari kemungkaran.
Perilaku mengajak pada kebaikan.
C. Melaksanakan amar
ma’ruf nahi mungkar dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Jaga ucapan dan perbuatan agar tidak terjerumus kejurang kemungkaran
dan kemaksiatan.
Ø Biasakan bertutur kata jujur dan benar agar dapat mengajak orang
lain dalam melakukan kebaikan.
Ø Biasakan berbuat kebaikan dan menghindari kemungaran agar dapat
menjadi contoh bagi orang lain untuk mengikutinya.
Ø Hadapi kemungkaran sesuai dengan kemampuan kita.
1.
UJIAN DAN
COBAAN.
A. Alqur’an surah al-baqarah ayat 155.
[2:155] Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
a.
Isi kandungan
ayat.
Ayat diatas mengandung makna bahwa
Allah member ujian dan cobaan kepada setiap hamba-Nya dengan berbagai macam
bentuk, diantaranya dengan rasa takut, atau gelissah hatinya, kelaaran yang
merajalela, kekurangan bahan pokok, dan kematian akibat serangan wabah penyakit
dan kekurangan buah-buahan akibat kekeringan.
Sabar adalah sikap perilaku
mengendalikan diri dan hawa nafsu dalam segala kondisi, baik suka maupun duka.
Ketika mendapat nikmat dan anugerah kita harus bersabar agar tidak lupa diri
dan mampu mengendalikan emosi.
b.
Perilaku orang
yang tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan sebagaimana terkandung
dalam ayat diatas.
ü Selalu optimis dalam hidupnya.
ü Selalu baik sangka kepada Allah.
ü Memiliki sikap rendah hati.
c.
Menerapkan
perilaku tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.
ò Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak mudah tergoyahan oleh
terpaan musibah dan ujian seberat apapun.
ò Tanamkan keyakinan bahwa setiap ujian ada hikmahnya.
ò Biasakan berbaik sangka kepada Allah atas apa yang diberikan-Nya.
ò Buang sikap egosi dan emosional agar dapat mengendalikan hawa
nafsu.
B. HADIS TENTANG UJIAN DAN COBAAN.
انّ عظم الجزا ء
علي عظم البلاء وان الله تعالي اذا احب قو ما ابتلا هم فمن رضي فله الر ضا ومن سخط
فله السخط.
Artinya: ”
Bahwasanya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian, dan sesungguhnya
Allah ta’ala apabila mencintai suatu kaum maka kaum itu diuji terlebih dahulu,
maka barangsiapa yang rela mendapat ujian itu baginya keridaan Allah, dan
barang siapa yang benci atas ujian itu, baginya kemurkaan Allah.” (H.R
Turmudzi).
a.
Isi kandungan
ayat.
Hadist diatas menjelaskan bahwa
tidak semata-mata Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya melainan untuk dua
hal yaitu untuk menguji kesabarannya dan kemudian diangkat derajtnya, dan untuk
menegurnya karena telah melakukan banyak dosa.
b.
Perilaku orang
yang tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan sebagaimana terkandung
dalam hadist.
Berpeilaku kreatif.
Berperilaku kerja keras.
Berperilaku mawas diri.
C. Menerapkan perilaku tabah dan sabar dalam menghadapi ujian dan
cobaan seperti terkandung dalam hadist diatas.
Ì Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak mudah tergoyahkan oleh
beratnya ujian dan cobaan yang menimpa.
Ì Tanamkan keyakinan bahwa tidak semata-mata Allah menimpakan ujian
dan cobaan kecuali ada maksudnya.
Ì Biasakan bergaul dengan orang yang memiliki sikap perilaku tabah
dan sabar dalam menghadapi cobaan.
KELAS XII SEMESTER 1.
1.
Kewajiban
berdakwah
A.
Al-qur’an surah
an- nahl ayat 125
[16:125]
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [4]
1.
Isi kandungan ayat
Ayat di atas mengandung petunjuk
bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, yaitu menyeru kepada
manusia agar senantiasa berada di jalan Allah Swt., hendaknya dalam
menyampaikan dakwah tersebut dengan metode dan cara- cara yang tepat.Ayat ini
menjelaskan bahwa metode dakwah itu sekurang- kurangnya ada 3 macam yaitu
metode hikmah, metode mau’izah dan metode mujadalah bil ahsan.
2. ). Perilaku
orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
a. Mau berdakwah dengan cara menjaga
ucapan dengan baik dan benar
b. Mau berdakwah dengan memberi
contoh keteladanan
c. Mau
berdakwah dengan metode meluruskan sesuatu yang salah dengan cara yang baik.
3. ). Menerapkan strategi berdakwah seperti yang terkandung dalam
ayat :
a. Tanamkan
keyakinan bahwa Al-qur’an itu kitab Allah
yang yang mengandung petunjuk dan kebenaran.
b. Perbanyak
membaca buku- buku tentang metodologi dakwah.
c. perbanyak
berlatih melakukan dakwah, dari tingkat yang paling kecil di keluarga sampai ke
tingkat yang besar seperti di masyarakat.
B. Al- qur’an surah asy- syura ayat 214- 216
[26:214] Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
[26:215] dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang
yang beriman.
[26:216]
Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";
1.
Isi kandungan
ayat
Dalam rangka
melaksanakan tugasnya Rasulullah diberi petunjuk oleh Allah SWT. Tentang metode
dan cara- cara yang terbaik dalam melakukan dakwah, metode itu juga dapat
dilakukan oleh umatnya sepeninggal beliau.
2.
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Menjadikan
dakwah itu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim.
b.
Mau melakukan
dakwah dengan metode yang tepat.
c.
Jika mereka
menolak suatu seruan, maka kita harus tetap tegar, tabah, dan sabar.
3.
Menerapkan
strategi berdakwah separti yang terkandung dalam ayat
a.
Tanamkan
keimanan yang kuat terhadap Al- qur’an agar dapat meyakini kebenarannya.
b.
Tanamkan
keyakinan bahwa berdakwah menyampaikan ajaran Allah dan Rasul-Nya merupakan
suatu kewajiban setiap muslim.
C.Al-qur’an
surah al-hijr ayat 94-96
1. Terjemahan
“Maka
sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang- terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang- orang yang musyrik
.Sesungguhnya kami memelihara kamu (Muhammad) dari (kejahatan) orang- orang
yang memperolok- olokan (kamu), yaitu orang- orang yang menganggap adanya Tuhan
yang lain disamping Allah maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-
akibatnya).” Q.S.Al- hijr :94-96
2.
Penjelasan isi
kandungan ayat
Ayat ini
menerangkan bahwa setelah nabi Muhammad saw. Diangkat menjadi Rasul Allah maka
baginya ada kewajiban menyeru umat manusia memeluk agama Allah SWT. (Al- Islam)
4.Perilaku
orang yang mengamlkan isi kandungan ayat
a. Mau
melaksanakan dakwah, selain kepada keluarga, dakwah juga harus ditujukan kepada
orang lain dan seluruh umat manusia.
b. Mau
melaksanakan dakwah seraca terbuka dan terang- terangan dengan kesiapan dan
kesediaan menerima segala resiko.
5.Menerapkan
strategi berdakwah seperti yang terkandung dalam ayat
a. Perbanyak
membaca Al-qur’an sambil memahami isi kandungannya agar dapat mengamalkannya
dalam kehidupannya sehari- hari.
b. Sampaikan
apa yang kita ketahui tentang ajaran islam, meskipun hanya satu kata kepada
orang lain atau masyarakat.
D.Hadis
Tentang Kawajiban Berdakwah
1.
Terjemahan
“ Dari Sa’id
bin Abu Burdah; Nabi saw mengutus kakekku, yaitu Abu Musa dan Mu’az ke negeri
Yaman, lalu beliau bersabda ; permudahalah jangan kalian persulit dan berialah
mereka kabar gembira janganlah jadikan mereka lari darimu dan jangan kalian
berselisih.”(H.R.Bukhari dan Muslim).
2.
Isi kandungan
hadis
a.
Perilaku ramah
dan mempermudah sesama
b.
Perilaku
menyenangkan dan tisdak menakut- nakuti
c.
Perilaku
menjaga persatuan dan kesatuan
3.
Menerapkan
strategi berdakwah seperti terkandung dalam hadis
a.
Jadikan
Rasulullah sebagai idola dalam hidup kita.
b.
Perbanyak
membaca dan mempelajari hadis- hadis Rasulullah.
c.
Berdakwah
dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
2. TANGGUNG
JAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
Al-qur’an surah at- tahrim ayat 6
1.
Terjemahan
“hai orang orang yang beriman, peliharalah
dirimu dengan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu: penjaganya malaikat malaikat yang kasar, dan keras,yang tidak mendurhakai
allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang di perintahkan”.(Q.S. At-ahrim:6)
2.
Isi kandungan
ayat
Ayat diatas
mengandung makna bahwa setiap muslim mempunyai kewajiban untuk menjaga dan
memelihara diri dan keluarganya dari segala bentuk dan perbuatan maksiat
3.
Mengidentifikasi
perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Perilaku
menyayangi keluarga
b.
Perilaku
berdakwah kepada keluarga
c.
Perilaku
bekerja keras
4.
Menerapkan
tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat, seperti yang
terkandung dalam ayat
a.
Tanamkan niat
yang kuat dalam hati untuk mengamalkan semua perintah Allah dan meninggalkan
segala yang di larang-Nya.
b.
Biasakan
bersikap disiplin dalam mengerjakan sesuatu, sebab sikap disiplin merupakan
bagian dari sikap tanggung jawab dari diri sendiri.
B.
AL-QURAN SURAH
TAHA AYAT 132
1.
Terjemahan
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjaknnya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) itu adalah bagi orang – orang yang
bertaqwa” (Q.S. taha: 132)
2.
Isi kandunagn
ayat
Isi kandungan
ayat diatas menujukkan bahwa setiap muslim memilki tanggung jawab terhadap
keluarga dan masyarakatnya. Terutama tanggung jawab dalam hal mengajak
beribadah kepada Allah SWT.
3.
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat.
Ayat di atas
mengandung perintah kepada setiap muslim ada agar memiliki tanggung jawab
terhadap keluarga dan masyarakat. Diantara perilaku orang yang mengamalkan isi
kandungan ayat tersebut ialah sebagai berikut
a.
Rajin
mengerjakan shalat
b.
Rajin mengajak
keluarga melaksanakan shalat
c.
Selalu taat dan
patuh kepada perintah allah SWT
4.
Menerapkan
tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat seperti yang terkandung
dalam ayat di atas.
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa shalat merupakan tiyang agama
b.
Biasahkan
bersikap disiplin menjaga waktu shalat
C.
AL-QURAN SURAH
AL-AN’AM AYAT 70
1.
Terjemahan
“Dan
tinggalkanlah orang- orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan
senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Dan peringatkanlah
(mereka) dengan alqur’an agar setiap diri (tidak) dijerumuskan (kedalam neraka)
disebabkan apa yang ia kerjakan, tidak ada baginya pelindung dan tidak pula
penolong (selain) Allah. Dan jika ia (hendak) menebus dengan segala macam
tebusan apapun niscaya tidak akan di terima dari padanya. Mereka itulah
orang-orang yang di jerumuskan (kedalam neraka) disebabkan apa yang mereka
kerjakan bagi mereka (disediakan)minuman dari air yang mendidih dan azab yang
sangat pedih disebabkan mereka kafir (ingkar).” (Q.S. Al-An’am:70)[5]
2.
Isi kandungan
ayat
Allah SWT.
Memperingatkan umat-Nyaagar tidak mempermainkan agama, apalagi menjadikan agama
sebagai komoditas bagi tujuan- tujuan duniawi.
3.
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Perilaku
menghindari pergaulan yang buruk
b.
Perilaku
menghindari kemewahan dunia
c.
Perilaku
berdakwah
4.
Menerapkan
tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat seperti yang terkandung
diatas
a.
Tanamkan sikap
peduli terhadap sesama
b.
Buang sikap
perilaku egoisme
c.
Tanamkan
keyakinan bahwa sikap tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat.
D.
Al- Qur’an
Surah An-Nisa Ayat 36.
1.
Terjemahan
“Dan
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak- anak yatim,
orang- orang miskin, tetangga dekat, dan tetangga yang jauh, teman sejawab, dan
ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang- orang yang sombong dan suka membangga- banggakan diri.” (Q.S. An-
Nisa:36)
2.
Isi Kandunga
Ayat
Ayat di atas
mengandung makna bahwa setiap muslim memiliki tanggung jawab, tidak hanya
kepada diri sendiri, tetapi terhadap keluarga dan masyarakat.
3.
Perilaku Orang
yang Mengamalkan Isi Kandungan Ayat
a.
Rajin beribadah
kepada Allah SWT.
b.
Perilaku Ikhlas
kepada Allah SWT.
c.
Perilaku Ikhlas
karena Allah SWT.
d.
Tidak
menyekutukan Allah SWT.
4.
Menerapkan
Tanggung Jawab Manusiab Terhadap Keluarga dan Masyarakat seperti yang
Terkandung dalam Ayat di atas
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa menyekutukaN Allah adalah dosa besar yang tak terampuni.
b.
Hindari sifat
kikir dan takut kehilangan harta
E.
Al-Qur’an Surah
Hud Ayat 117- 119
1.
Terjemahan
“Dan Tuhanmu
sekali- kali tidak akan membinasakan negeri- negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang- orang yang berbuat kebajikan. Dan jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih atau (pendapat) . Kecuali orang- orang yang diberi rahmat
oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
(keputusannya) telah di tetapkan. Sesungguhnya aku pasti akan menemuhi neraka
jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.”(Q.S. Hud:117-119)[6]
2.
Isi Kandungan
Ayat
Ayat di ats
mengandung makna bahwa Allah menghendaki agar umat manusia bersatu padu
membangun kekuatan untuk meraih kesejahteraan hidup.
3.
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Menghindari
perbuatan maksiat
b.
Menerima
F.
Hadis Tentang
Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga dan Masyarakat
1.
Terjemahan
“Dari
Abdullah Umar r.a. diterangkan bahwa saya mendengar Rasulullah bersabda,”Setiap
kamu adalah pemimpin dan masing- masing akan diminta pertanggung jawaban
terhadap kepemimpinannya , seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab
terhadap rakyatnya, seorang suami pemimpin keluarganya dan dia akan diminta
pertanggung jawaban terhadap kepimpinannya itu, seorang istri adalah pemelihara
dalam rumah suaminya dan bertanggung jawab atas tugasnya, seorang pembantu atau
karyawan adalah pemelihara harta majikan atau tuannya dan dia akan diminta
pertanggung jawaban atas tugasnya itu. (ibnu umar berkata: saya kira
(Rasulullah saw. ) juga berkata dan seoarang anak laki- laki adalah pemelihara
harta orang tuanya, dan dia akan diminta pertanggung jawaban terhadap tugasnya.
Dan masing- masing kamu adalah pemimpin dan masing- masing akan diminta
pertanggung jawabanya terhadap apa yang dipimpinnya .””(H.R.Bukhari,Muslim dan
Tirmidzi)
2.
Isi Kandungan
Hadis
Hadis diatas
mengandung makna bahwa setiap orang dalam pandangan islam adalah pemimpin,
sesuai dengan kapasitasnya.
3.
Perilaku orang
yang mengamalkan tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat sebagaimana
isi kandungan dalam hadis
a.
Menghargai hak
dan tanggung jawab terhadap sesama
b.
Bersikap prilaku
dan berjiwa pemimpin
c.
Selalu sadar
akan tanggung jawabnya
4.
Menerapkan
Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat seperti yang terkandung
dalam hadist
a.
Biasakan
bergaul dengan orang- orang yang memiliki sikap perilaku tanggung jawab agar dapat
meneladaninya dalam kehidupan sehari- hari.
b.
Biasakan
bersikap jujur, sebab kejujuran merupakan salah satu wujud perilaku bertanggung
jawab.
3. BERLAKU
ADIL DAN JUJUR
A.
Al- qur’an Surah AL- Maidah ayat 8 sampai 10
1.
Terjemahan
“Hai orang-
orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang- orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, (ketika )b menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali- kali kebenciannmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk belaku
tidak adil. Berlaku adillah karena (adil ) itu lebih dekat kepada taqwa. Dan
bertaqwa kepada Allah, sesuungguhnya, Allha maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. Allah telah menjanjikan kepada orang- orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar
. Adapun orang – orang yang kafir dan mendustakan ayat- ayat Kami, mereka itu
adalah penghuni neraka.”(Q.S.Al- Maidah :8-10)
2.
Isi kandungan
ayat
Ayat di atas
mengandung makna bahwa setiap muslim hendaknya menjunjung tinggi keadilan,
menegakkan kebenaran dan membelanya sampai titik darah penghabisan.
3.
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Selalu bersikap
perilaku adil kepada siapapun
b.
Menghindari
perilaku aniya.
c.
Selalu
menyatukan iman dan amal saleh
4.
Menerapkan
perilaku adil dan jujur dan perkataan dan perbuatan seperti terkandung dalam
ayat di atas
a.
Pandanglah
semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing, sehingga kita
dapat memperlakukan mereka sama dalam segala hal.
b.
Mulailah
terbiasa menerapkan perilaku adil dan jujur dalam kehidupan sehari- hari.
B. Al- Qur’an Surah An- Nahl Ayat 90-92
2. Terjemahan
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. [7]
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu
menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan
adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain Sesungguhnya
Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan
dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
3. Isi kandungan ayat
Ayat diatas mengandung makna bahwaAllah SWT. Memerintahkan berlaku
adil kepada semua umat manusia.
4.
Perilaku
yang mengamalkan isi kandungan ayat
a.
Selalu bersikap
adil dan bijaksana
b.
Selalu bersikap
peduli kepada orang lain
c.
Selalu menyeru
kepada kebaikan
5.
Menerapkan
perilaku adil dan jujur dalam perkataan dan perbuatan seperti terkandung dalam
ayat diatas
a.
Tanamkan dalam
hati bahwa kejujuran itu merupakan akhlak terpuji
b.
Ketauhilah
bahwa berperilaku jujur itu merupakan keharusan bagi kaum muslimin
c.
Berperilaku
adil dan jujur itu termasuk ibadah
C.
Al- Qur’an Surah An- Nisa’ Ayat 105
[4:105]
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah),
karena (membela) orang-orang yang khianat
2.
Isi Kandungan
Allah telah menurunkan kitab Al-
Qur’an kepada Nabi Muhammmad saw. Untuk dijadikan petunjuk dan pedoman hidup
manusia.
3.
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
a. Selalu berpedoman pada kitab
Allah
b. Selalu menegakkan keadilan dan
kebenaran
c. Tidak berperilaku menghianati
diri sendiri.
D. Hadis
tentang berlaku Adil
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ تعالى
عنهما قَالَ
:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
،إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ،
عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ
.الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِى حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
1.
Terjemahan
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin ‘Ash Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu
berkata: Bersabda Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam: Sesungguhnya
mereka-mereka yang berbuat adil di sisi Allah Ta’ala, kelak mereka akan berada
di atas mimbar dari cahaya, dari tangan kanan Allah ArRahman ‘Azza wa Jalla.
Dan kedua tangan Allah Ta’ala adalah kanan. Mereka adalah orang-orang yang adil
dalam menghukumi sesuatu bahkan terhadap keluarga mereka sendiri, juga terhadap
orang-orang yang mereka pimpin. (Dikeluarkan oleh Imam Muslim
Rahimahullahu).
2. Isi Kandungan hadis
Hadis diatas mengandung makna betapa
mulianya berperilaku adil, sehingga Allah memberikan derajat yang tinggi bagi
orang yang melakukannya.
3. Perilaku orang yang mengamalkan
perilaku hadis
a. Selalu berusaha menegakkan
keadilan
b.Menjadikan perilaku adil sebagai
kunci kebahagiaan hidup
E. Hadis
tenteng berperilaku jujur
1. Terjemahan
“ Bersabda Rasuluallah saw, tetaplah
dengan berlaku jujur, karena jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedang
kebikam ,menuju kea rah surge. Seorang yang selalu berlaku jujur dan
membiasakan kejujuran akan dicatat disisi Allah, sebagai orang jujur. (HR.
Bukhari).
2. Isi kandungan hadis
Islam memerintahkan kepada umatnya
agar selalu berlaku jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan
3. Perilaku jujur orang yang
mengamalkan isi kandungan hadis
a. Selalu menjunjung tinggi
kejujuran
b. Menghindari perbuatan dusta dan
curang
5. Menerapkan perilaku jujur dalam
perkataan dan perbuatan sesuai isi kandungan dahis di atas
a. Tanamkan keyakinan bahwa perilaku
jujur itu merupakan perilaku terpuji.
b. Biasakan bergaul dengan orang-
orang yang senantiasa berlaku jujur.
c. Mulailah berperilaku jujur saat
ini agar kelak menjadi orang yang terpecaya dalam kehidupan.
Al Qur’an Hadis Kelas XII Semester 2.
1.
Memahami
ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang toleransi dan etika pergaulan.
1.1
Mengartikan
Q.S. al-kafirun: 1-6; Q.S. Yunus: 40-41;
Q.S. Al-kahfi: 29; Q.S.Al-Hujurat; 10-13 dan hadis tentang etika pergaulan.
Al-Qur’an surah
Al-kafirun ayat 1-6
Artinya: “katakanlah (Muhammad); hai
orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah (Tuhan) yang kamu sembah. Dan kamu
tidak usah menyembah (Tuhan) yang aku
sembah. Dan aku tidak akan pernah menyembah (Tuhan) yang kamu sembah. Dan kamu
tidak akan pernah menyembah (Tuhan) yang aku sambah. Bagimu agamamu dan bagiku
agamaku” (Q.S. Al-Kafirun:1-6) [8]
Al-Qur’an surah Yunus
ayat 40-41
Artinya: “Dan diantara
kamu ada orang-orang yang beriman kepada (Al-Qur’an),dan diantaranya ada (pula)
orng-orang yang tidak beriman kepadanya. Dan Tuhanmu lebih mengetahui
orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka tetap mendustakan kamu
(Muhammad),maka katakanlah; Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu
berlepas diri dari ap0a yang kamu kerjakan,dan aku pun berlepas diri dari apa
yang kamu karjakan.” (Q.S. Yunus:40-41)
Al-Qur’an surah Al-Kahfi
ayat 29
Artinya: “Dan katakanlah
(Muhammad); “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu,maka barang siapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan mereka meminta pertolongan (minum), niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih menghanguskan
muka. (Itulah) minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Q.S. Al-Kahfi: 29)
Al-Qur’an surah
Al-Hujurat ayat 10-13
Artinya: “Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu
(yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Hai
orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
memperolok-olokkan) wanita-wanita lain, (karena) boleh jadi wanita-wanita yang
(diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang (memperolok-olokkan). Janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling panggil gelar-gelar yang
buruk. Panggilan yang buruk ialah (panggilan) yang buruk (fasik) sesudah
beriman. Dan barang siapa yang tidak bertaubat,maka merekaitulah orang-orang
yang zalim. Hai orang-orang yang beriman. Janganlah banyak
pra-sangka,sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging
saudaramu yang sudah mati; maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhny Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. Hai manusia,sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhmya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang-orang yang paling bertakwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Q.S.
Al-Hujurat:10-13)
Hadis tentang etika
pergaulan
عمروبن عن شعيب عن ابي هريرة رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلي
الله عليه وسلم : خمس من حق المسلم على المسلم ردالتحية واجابة الدعوة
وشهودالجنازة وعيادة المريض وتشميت العاطش اذاحمدالله . ( رواه ابن ما جه)
عن مقدام بن معدي قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : مثل المؤمنين
فى توادهم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد, اذااشتكى منه عضو تدا عى له سائرالجسد
بالسهروالحمى . (رواه البخارى ومسلم)
Artinya: “Dari Amer bin
Syu’aib dari Abu Hurairah r.a. berkata; Rasulullah saw. bersabda; Ada lima
kewajiban seorang mukmin untuk memenuhi hak muslim yang lain; yaitu, 1)
menjawab salam 2) memenuhi undangan 3) menghadiri kematian 4) menengok orang
sakit 5) mendo’akan orang yang bersin ketika memuji Allah” (H.R. Ibnu Majah)
“Dari miqdam bin Ma’di berkata; Rasulullah saw. bersabda; Gambaran
antara sesama mukmin dalam saling mencintai, mengasihi dan berbagi rasa
bagaikan tubuh manusia, bila satu anggota daintaranya sakit maka seluruh
anggota akan merasakan gundah atau sakit panas.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
1.2
Menjelaskan
kandungan Q.S. Al-Kafirun:1-6; Q.S. Yunus:40-41; Q.S. Al-Kahfi:29; Q.S.
Al-Hujurat:10-13 dan hadis tentang etika pergaulan.
1.
Q.S. Al-Kafirun
ayat 1-6
Surat
Al-Kafirun menjelaskan bahwa umat islam harus memiliki sikap toleransi terhadap
sesame, baik dalam kehidupan social ekonomi,politik,budaya maupun agama. Dengan
sesame umat yang seagama kita harus salimg menghormati dan menghargai, meskipun
terdapat perbedaan mazhab, sekte, paham keagamaan dan lainnya. Kepada sesame
pemeluk agama kita harus saling menghormati, bersikap toleran dan menghargai
agama dan keyakinannya masing-masing.
2.
Q.S. Yunus ayat
40-41
Ayat ini
menjelaskan bahwa Islam adalah agama yang sangat toleran. Tidak ada paksaan
untuk memeluk suatu agama, termasuk agama islam. Namun jika seseorang telah
menyatakan diri masuk islam maka ia dituntut untuk melaksanakan ajaran islam
dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Q.S. Al-Kahfi
ayat 29
Ayat ini
mengandung makna bahwa di dunia ini tidak semua
orang beriman kepada Allah SWT.., diantara manusia manusia penghuni muka
bumi ini ada saja yang enggan dan menolak beriman kepada Allah SWT. Mereka
enggan menerima Islam sebagai agama yang harus dianutnya, dan senantiasa
memilih menjadi kafir sesuai dengan
keyakinannya.
4.
Q.S. Al-Hujurat
ayat 10-13
Ayat ini
menjelaskan bahwa seorang muslim yang beriman adalah bersaudara dengan muslim
yang lainnya. Persaudaraan mereka tidak terhalang oleh genetika dan keturunan,
melainkan diikat oleh agama dan keimanan.
5.
Hadis tentang
etika pergaulan
Dalam hadis
yang pertama Rasulullah saw. menjelaskan bahwa setiap muslim mempunyai hak dan
kewajiban yang mendasar atas muslim yang lainnya. Misalnya, menjawab salam,memenuhi
undangan, menghadiri jenazah, dan sebagainya. Hal tersebut tampak
sederhana,tapi sesungguhnya mengandung hikmah dan manfaat yang cukup besar bagi
terciptanya tata pergaulan yang harmonis damai.
Dalam hadis
yang kedua, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa persatuan dan dan kebersamaan
umat islam itu harus dijalin dengan baik, tidak hanya persaudaraan fisikal tapi
juga persaudaraan batin, yang menyangkut rasa, hati, jiwa. Dengan demikain,
satu sama lain saling mendukung dan menyempurnakan kekurangan saudaranya,
menikamati keberhasilan saudaranya, saling menasihati dalam kebaikan dan
sebagainya
1.3
Menunjukkan
perilaku orang yang mengamalkan Q.S. Al-Kafirun:1-6; Q.S. Yunus:40-41; Q.S.
Al-Kahfi:29; Q.S. Al-Hujurat:10-13 dan hadis tentang etika pergaulan.
1.
Q.S. Al-Kafirun
ayat 1-6
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas, yaitu:
a.
Selalu bersikap
tegas dalam mempertahankan akidah dan keyakinannya sebagai muslim.
b.
Sikap tegas itu
disampaikan dengan cara yang baik, agar tidak menyinggung perasaan orang lain
yang berbeda keyakinan.
c.
Bersikap saling
menghormati dan menghargai terhadap sesama, meskipun terdapat perbedaan satu
sama lain.
2.
Q.S.Yunus ayat
40-41
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan diatas, yaitu:
a.
Bersikap
menerima bahwa dib dunia ini selalu ada perbedaan. Ada orang beriman kepada
Allah dan ada pula yang tidak beriman.
b.
Bersikap
waspada terhadap orang lain yang tidak seiman karena orang yang tidak beriman
itu perbuatannya cenderung merusak.
c.
Selalu
menghargai akidah dan keyakinan yang yang dianut orang lain. Sebab setiap orang
memiliki keyankinannya masing-masing.
3.
Q.S.Al-Kahfi
ayat 29
Perilaku
orang yang mengamalkan isi kandungan ayat di atas, yaitu:
a.
Selalu
berpegang teguh kepada kebenaran yang hakiki, yakni kebenaran dari Allh SWT.
b.
Selalu
menyiarkan dakwah islam ke segala penjuru dunia, tetapi tidak dengan memaksa.
c.
Bersikap teguh
pendirian dalam menegakkan kebenaran, sesuai yang diajarkan agama islam.
4.
Q.S.Al-Hujurat
ayat 10-13
Perilaku orang
yang mengamalkan kandungan diatas, yaitu:
a.
Menganggap
sesama mukmin dan muslim itu bersaudara, dan setiap mukmin wajib menjaga dan
memperkokoh tali persaudaraan antar sesame mereka.
b.
Bersikap saling
menghormati dan menghargai kepada sesame umat manusia, meskipun terdapat
perbedaan suku, bangsa, ras, agama dan lainnya.
5.
Hadis tentang
tentang etika pergaulan
Perilaku orang
yang mengamalkan isi kandungan hadis di atas, yaitu:
a.
Bersikap
memahami hak dan kewajibannya selaku muslim, dan selalu berusaha menjaga
hak-hak orang lain agar tidak mengganggu keharmonisan dan kerukunan antarsesama
muslim dan sesame uamt manusia.
b.
Mempunyai sikap
peduli terhadap sesame, baik sesame muslim maupun terhadap non-muslim.
1.4
Menerapkan
perilaku toleransi yang mengamalkan Q.S. Al-Kafirun:1-6; Q.S. Yunus:40- 41;
Q.S. Al-Kahfi:29; Q.S. Al-Hujurat:10-13 dan hadis tentang etika pergaulan.
1.
Q.S. Al-Kafirun
ayat 1-6
Untuk dapat
membiasakan diri menerapkan perilaku toleran terhadap sesame,hendaknya
memerhatikan beberapa hal berikut:
a.
Tanamkan sikap
persaudaraan dan kebersamaan dengan sesame, baik sesame muslim maupun sesama warga Negara dan sesame umat
manusia.
b.
Hindari sikap
buruk sangka dan curiga terhadap orang lain yang memiliki perbedaan pandangan,
pendapat, dan keyakinan dengan kita tanpa alas an yang jelas.
2.
Q.S. Yunus ayat
40-41
Untuk dapat
membiasakan diri menerapkan perilaku toleran terhadap sesama, hendaknya
memerhatikan beberapa hal berikut:
a.
Pelajari agama
islam dengan baik dan benar, serta sungguh-sungguh dan amalkan sesuai dengan
petunjuk.
b.
Tanamkan sikap
hormat dan menghargai orang lain dalam segala hal, baik dalam berpendapat ,
berperilaku maupun berkeyakinan terhadap
agama yang dianutnya.
3.
Q.S. Al-Kahfi
ayat 29
Untuk membiasakan diri
menerapkan perilaku toleran dalam pergaulan, hendaknya memerhatikan beberapa
hal berikut:
a.
Biasakan
menghargai perbedaan, sebab perbedaan adalah pertanda kemajuan dan kekayaan
kelompok yang suatu saat dapat bermanfaat bagi kehidupan sesama.
b.
Perluas wawasan
dan pemikiran dengan cara banyak membaca, berpikir dan belajar dari pengalaman,
baik pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain.
4.
Q.S. Al-Hujurat
ayat 10-13
Untuk
membiasakan diri menerapkan perilaku toleran dalam pergaulan, hendaknya memerhatikan
beberapa hal berikut:
a.
Buang jauh-jauh
prasangka dan curiga terhadap orang lain, sebab sikap tersebut hanya akan
menjadi penghalang bagi keharmonisan pergaulan.
b.
Tanamkan sikap
saling menghargai dan menghormati adanya perbedaan, sehingga tidak akan terjadi
kesalahpahaman antara satu dengan yang lain.
5.
Hadis tentang
etika pergaulan
Untuk dapat
menerapkan perilaku bertoleransi dan beretika, hendaknya memperhatikan beberap
hal berikut:
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa akidah islamiyah adalah satu-satunya akidah yang benar dan kita
yakini kebenarannya.
b.
Jangan mudah
tergoda oleh bujuk rayu dan iming-iming orang atau pihak lain yang mengajak
kita keluar dari akidah islamiyah.
1.
Memahami
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang etos kerja.
2.1 Mengartikan
Q.S. Al-Mujadilah: 11; Q.S. Al-Jumu’ah: 9-11; Q.S. Al-Qassa: 77 dan hadis etos
kerja.
Al-Qur’an surat
Al-Mujadilah ayat 11
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu; Berlapang-lapanglah dalam
majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan member kelapanagan untukmu. Dan
apabila dikatakan; Berdirilah kamu, maka berdrilah, niscaya Allah akan
meninggikan (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadalah:11)
Al-Qur’an surah
Al Jumu’ah ayat 9-11
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang di hari
Jum’at, maka bersegeralah kamu menginngat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kau mengetahui. Apabila salat telah
ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah,
dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka
melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan
mereka tinggalkan kamu (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa
yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah
sebaik-baik pemberi rizki.” (Q.S. Jumu’ah: 9-11)
Al-Qur’an surah
Al-Qasas ayat 77
وابتغ فيمااتك
الله الدارالاخرة ولاتنس نصيبك من الدنياواحسن كمااحسن الله اليك ولاتبغ الفساد فى
الارض ان الله لايحب المفسدين .
Artinya: “Dan
carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (Q.S. Al-Qasas: 77)
Hadis tentang
etos kerja
عن انس بن مالك
رضي الله عنه قال : كا ن رسول الله صلة الله عليه وسلم يقول : اللهم اني اعوذبك من
العجزوالكسلوالجبن واعوذبك من عذاب القبروفتنة المحياوالممات .
Artinya: “Dari
Anas r,a berkata; Rasulullah saw. bersabda: Wahai Allah aku berlindung
kepada-Mu dari sifat lemah, malas, dan penakut. Dan aku berlindug kepada-Mu
dari ujian hidup dan ujian mati.” (H.R. Muslim)
2.2
Menjelaskan kandungan Q.S. Al-Mujadilah: 11; Q.S. Al-Jumu’ah: 9-11; Q.S.
Al-Qassa: 77 dan hadis etos kerja.
1.
Q.S.
Al-Mujadalah ayat 11
Dalam ayat ini,
Allah SWT menganjurkan kepada kita agar senantiasa mau bekerja keras, baik
dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin
belajarlah yang akan mendapatkan banyakn ilmu, dan hanya orang-orang berilmulah
yang memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karena sebab
itu, Allah SWT menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman dan berilmu.
2.
Q.S.Al- Jumu’ah
ayat 9-11
Ayat ini
merupakan seruan orang-orang yang beriman untuk segera melaksanakan salat
Jum’at manakala adzan sudah dikumandangkan. Jika adzan Jum’at telah
dikumandangkan, maka hendaknya segala aktivitas, seperti jual
beli,pekerjaan,belajar di kelas, dan sebagainya harus segera dihentikan. Jika
tidak, maka aktivitas tersebut hukumnya haram, sebab dapat mengganggu kekhusuan
ibadah salat Jum’at.
3.
Q.S. Al-Qasas
ayat 77
Dalam ayat ini
mengandung makna bahwa Allah SWT, memerintahkan manusia untuk bekerja mencari
penghidupan sehari-hari, sebagai bekal ibadah kepada Allah SWT. Mereka harus
bekerja sesuai dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing, seperti
berniaga, berladang, bertani, menjadi pegawai, pembisnis, pengusaha dan
sebagainya.
4.
Hadis tentang
etos kerja
Dalam hadis
ini, Rasulullah mengajarkan kepada kita bahwa giat bekerja dan rajin belajar
itu merupakan suatu perbuatan yang mulia, dan pelakunya pasti orang-orang yang
kuat, rajin, dan pemberani. Oleh sebab itu, beliau selalu berdoa agar terhindar
dari sifat-sifat tercela seperti lemah, malas, dan takut. Ketiga sifat itu,
selain buruk juga menjerumuskan seseorang ke jurang kehancuran..
2.3 Menunjukkan
perilaku orang yang mengamalkan Q.S. Al-Mujadalah: 11; Q.S. Al-Jumu’ah: 9-11;
Q.S. Al-Qasas: 77 dan hadis etos kerja.
1.
Q.S.
Al-Mujadalah ayat 11
Ayat yang
mengamalkan isi kandungan ayat tersebut,dalam dirinya terdapat sikap perilaku
terpuji,di antaranya:
a.
Menghormati hak
dan kewajiban orang lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan
dihormati kewibawaanya.
b.
Rajin dan giat
mencari ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama, sehingga tidak ada waktu yang
terbuang sia-sia,dan semakin hari semakin banyak ilmunya.
2. Q.S. Al-Jumu’ah ayat 9-11
Orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas, dalam dirinya akan tardapat akhlak
etos kerja yang baik dan akhlak terpujio lainnya, diantaranya:
a.Perilaku disiplin dan konsekuen terhadap peraturan dan ketentuan
hokum yang berlaku, baik peraturan negara maupun peraturan agama.
b. Perilaku pandai mengatur waktu, sehingga tidak ada waktu yang
terbuang tanpa pekerjaan yang berarti.
3. Q.S. Al-Qasas ayat 77
Orang
yang mengamalkan isi kandungan ayat tersebut, niscaya dalam dirinya terdapat
etos kerja yang tinggi dan akhlak terpuji lainnya,diantaranya:
a.Pandai mengatur waktu dan menggunakannya untuk suatu pekerjaan yang
bermanfaat.
b. Memiliki semangat juang yang tinggi, sehingga apa yang dilakukannya
selalu dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
c.Tidak menganggap remeh setiap perbuatan, sehingga dapat bekerja
dengan sungguh-sungguh.
4. Hadis tentang etos kerja
Orang
yang mengamalkan isi kandungan hadis tersebut, dalam dirinya akan tampak
perilaku terpuji,diantaranya:
a.Menghindari sikap lemah dan malas.
b. Menghindari sikap penakut.
c.Selalu memandang masa depan dengan penuh optimis.
2.4 Menerapkan perilaku beretos kerja
seprti yang terkandung dalam Q.S. Al-Mujadilah: 11; Q.S.Al-Jumu’ah: 9-11; Q.S.
Al-Qasas: 77 dan hadis etos kerja.
1. Q.S. Al-Mujadilah ayat 11
Untuk dapat
membiasakan diri menerapkan beretos kerja yang baik, hendaknya memperhatikan
beberapa hal berikut:
a.
Pahami dengan
baik bahwa waktu dan kesempatan datangnya hanya sekali dalam seumur hidup.
b.
Biasakan
menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif.
2.
Q.S. Al-Jumu’ah
ayat 9-11
Untuk dapat
membiasakan diri menerapkan perilaku beretos kerja yang tinggi, hendaknya
memperhatikan beberapa hal berikut:
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa menyia-nyiakan waktu adalah suatu kerugian yang amat besar.
b.
Yakinkan hati
bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali, tanpa diisi dengan amal saleh dan
perbuatan terpuji, maka kita akan merugi, baik di dunia maupun di akhirat.
3.
Q.S.Al-Qasas
ayat 77
Untuk dapat
menerapkan perilaku beretos kerja yang baik, hendaknya memperhatikan beberapa
hal berikut:
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa di dunia ini tidak ada kesuksesan yang diraih dengan berpangku
tangan dan bermalas-malasan.
b.
Tanamkan keyakinan
bahwa Allah SWT lebih mencintai orang yang memiliki etos kerja tinggi daripada
pemalas dan manja.
4.
Hadis tentang
etos kerja
Untuk dapat
menerapkan periku tersebut, hendaknya memperhatikan beberap hal berikut:
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa sikap malas, penakut, dan pengecut itu sangat dimurkai oleh
Allah WST.
b.
Ketahuilah
bahwa memilki etos kerja yang bagus, niscaya akan mendatangkan hasil pekerjaan
yang bagus pula.
2.
Memahami
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang makanan yang halal dan baik.
3.1
Menerjemahkan Q.S. Al-Baqarah: 168-169; Q.S.Al-Baqarah: 172-173; dan hadis
tentang makanan yang halal dan baik.
Q.S.Al-Baqarah
ayat 168-169
Artinya:
“Hai sekalian manusia, makanlah dari (makanan) yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkang-langkah setan,
karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya
setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap
Allah apa yang kamu tidak ketahui.” (Q.S.Al-Baqarah: 168-169)
Q.S. Al-Baqarah
ayat 172-17.
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya
kepada-Nya kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha penyayang.” (Q.S. Al-Baqarah: 172-173)
Hadits tentang
makanan yang halal dan baik
عن ا
بي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : مااكل احد طعاماقط خير
من ان ياءكل من عمل يده وان نبي الله داودعليه السلام كا ن ياءكل من عمل يده .
(رواه البخارى ومسلم)
Artinya: “Dari
Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda; Tidak ada makanan yang dimakan
seseorang yang lebih baik daripada hasil karya tangannya sendiri (hasil
usahanya sendiri). Sesungguhnya Nabi Daud s.a. selalu makan dari hasil karya
tangannya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
3.2
Menjelaskan kandungan Q.S. Al-Baqarah: 168-169; Q.S. Al-Baqarah: 172-173; dan
hadis tentang makanan yang baik dan baik.
1.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 168-169
Dalam ayat ini
Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar memakan makanan yang halal dan melarang kita untuk memakan mkanan yang
haram. Makanan yang halal adalah makanan yang dihalalkan oleh Allah SWT atau
rasul-Nya, baik yang twrcantum dalam Al Qur’an maupun hadis. Makanan yang haram adalah makanan yang
diharamkan oleh Al Qur’an dan hadis. Makanan yang sehat adalah makanan yang
sehat dan mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh.
2.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 172-173
Ayat ini
menganjurkan kaum muslimin yang beriman agar memakan makanan yang halal lagi baik
dan bergizi. Banyak makanan yang telah disediakan Allah SWT di muka bumi ini,
namun bagi umat islam tidak semua jenis makanan boleh dinikmati, melainkan
hanya makanan yang dihalalkan oelh Allah SWT yang sudah pasti mengandung
kebaikan dan kemaslahatan bagi kehidupan manusia
3.
Hadis tentang
makanan yang halal dan baik.
Hadis ini
menganjurkan untuk bekerja keras dalam mencari rizki yang halal, sebab
kenikmatan sesuatu terletak pada cara
mendapatkannya. Jika suatu rizki itu didapatkan dengan mudah, niscaya ketika
memakannya terasa kurang nikmat, sedangkan jika diperolehnya dengan susah payah
dan penuh pengorbanan, maka akan mendatangkan kenikmatan tersendiri.
3.3
Menunjukkan
perilaku orang yang mengamalkan Q.S. Al-Baqarah: 168-169; Q.S. Al-Baqarah:
172-173; dan hadis tentang makanan yang halal dan baik.
1.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 168-169
Orang yang
mengamalkan isi kandungan ayat tersebut,dalam dirinya terdapat sikap perilaku
terpuji, antara lain:
a.
Selalu memilih
makanan secara selektif agar mendapatkan makanan dan nimunan yang halal.
b.
Selalu berusaha
dengan cara-cara yang halal dalam mendapatkan makanan dan minuman, sehingga
merasa yakin dalam hati bahwa makanan tersebut benar-benar halal.
2.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 172-173
Orang yang
mengamalkan isi kandungan ayat tersebut, dalam dirinya terdapat sikap perilaku
terpuji, antara lain:
a.
Selalu menjaga
diri dari makanan yang diharamkan oleh Allah SWT, sehingga terhindar dari
ancaman dan malapetaka yang diakibatkan oleh makanan haram tersebut.
b.
Selalu bersikap
waspada terhadap makanan dan minuman yang belum diketahui status hukum dan
jenisnya.
3.
Hadis tentang
makanan yang halal dan baik.
Orang yang
mengamalkan isi kandungan hadis tersebut, dalam dirinya terdapat sikap perilaku
terpuji, antara lain:
a.
Rajin bekerja
dan berusaha.
b.
Tidak bergantung
kepadaan belas kasih orang lain.
c.
Mengutamakan
pekerjaan yang baik dan halal.
3.4
Mengidentifikasi
makanan yang halal dan baik seperti terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah: 168-169;
Q.S. Al-Baqarah: 172-173 dan hadis tentang makanan yang halal dan baik.
1.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 168-169
Para ulam’
membagi status halal itu kepada dua kategori, yaitu:
a.
Halal hukumnya,
ialah cara memperoleh makanan atau minuman tersebut sesuai dengan perintah
agama, dan tidak melanggar aturan dan ketentuan yang ditetapkan syari’at islam.
b.
Halah jenisnya,
ialah jenis makanan tersebut tidak diharamkan oleh Allah dan rasul-Nya, atau
tidak mengandung zat dan atau benda yang diharamkan oleh Allah SWT.
Selain itu, makanan yang halal jguga ada dua,yaitu makanan yang
halal lagi baik (tayiba) dan makanan yang halal tapi tidak baik.
2.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 172-173
Jenis-jenis
makanan yang tidak halal (haram) lagi tidak baik bagi manusia,seperti yang
terkandung dalam ayat diatas,yaitu:
a.
Bangkai; segal
jenis bangkai adalah haram dan tidak boleh dimakan.
b.
Darah atau
marus; segala jenis darah, baik darahb manusiamaupun binatang adalah haram.
3.
Hadis tentang
makanan halal dan baik.
Berdasarkan
hadis diatas, ada beberapa makanan dan minuman yang termasuk kategori halal:
a.
Makanan yang
sudah jelas halal hukum dan jenisnya.
b.
Makanan yang
diperoleh dari hasil usaha yang sah dan halal.
c.
Makanan yang
diperoleh dari hasil usaha tangan sendiri.
d.
Makanan yang
diperoleh dari hasil usahah yang diberkahi oleh Allah SWT.
3.5
Menerapkan
kandungan Q.S. Al-Baqarah: 168-169; Q.S. Al-Baqarah: 172173 dan hadis tentang
makanan yang halal dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 168-169
Untuk dapat
menerapkan isi kandungan ayat diatas dalam kehidupan, hendaknya perhatikan
beberapa hal berikut:
a.
Tanamkan
keimanan yang kuat agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan, yang selalu
membujuk dan merayu agar manusia mengikuti jalannya yang sesat.
b.
Yakinkan dalam
hati bahwa makanan yang halal itu menagandung kebaikan bagi kehidupan manusia.
2.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 172-173
Untuk dapat
menerapkan isi kandungan ayat diatas dalam,hendaknya perhatikan beberapa hal
berikut:
a.
Tanamkan
keyakinan bahwa memakan makanan halal itu sama dengan ibadah dan mengandung
berkah bagi kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
b.
Biasakan makan
dan minum dengan niat ibadah karena Allah, agar apa yang kita lakukan
senantiasa mendapat berkah darinya.
3.
Hadis tentang
makanan halal dan baik.
Untuk dapat
menerapkan isi kandungan hadis diatas dalam kehidupan, hendaknya perhatikan
beberapa hal berikut:
a.
Buang sifat
malas dan manja dalam kehidupan, sebab kemalasan dan kemanjaan hanya akan
mendatangkan kerugian dan penyesalan pada kemudian hari,\.
b.
Tumbuhkan
semangat kerja dan berusaha mencari nafkah, agar hidup tidak bergantung kepada
belas kasih orang lain.
4.
Memahami
ayat-ayat Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.1 Menerjemahkan Q.S. Al-‘Alaq: 1-5; Q.S. Yunus: 101; Q.S. Al-Baqarah:
164
Q.S.
Al-‘Alaq ayat 1-5.
Artinya:
”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang
mengajar manusia dengan perantara qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahui.” (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5)
Q.S.
Yunus ayat 101
Artinya:
“Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi, tidaklah
bermanfaat tanda-tanda (kekuasaan Allah) dan rasul-rasul yang member
peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman”. (Q.S. Yunus: 101)
Q.S.
Al-Baqarah ayat 164.
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut yang membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara
langit dan bumi; (semua itu) sungguh, (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Q.S. Al-Baqarah:164)
3.2
Menjelaskan
kandungan Q.S. Al-‘Alaq: 1-5; Q.S. Yunus: 101; Q.S. Al-Baqarah: 164
1. Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5
Dalam
ayat ini mengandung makna bahwa semua kaum muslimin diwajibkan untuk mencari
ilmu, sejak ia dilahirkan sampai keliang lahat (mati). Kalimat pertama dari
wahyu pertama yang diterima Rasulullah saw. tersebut, langsung berupa perintah
membaca (iqra). Membaca adalah kuncinya segala ilmu..
2. Q.S. Yunus ayat 101
Dalam
ayat ini Allah memerintahkan kita untuk memerhatikan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam semesta ini. Misalnya terjadi gerhana matahari dan
bulan,jalannya tata surya yang teratur dan tepat waktu,terjadinya banjir,tanah
longsor dan sebagainya,semua itu dimaksudkan untuk menunjukkan tanda-tanda
kebesaran Allah.
3. Q.S. Al-Baqarah ayat 164
Dalam
ayat ini dan berisi bahwa seluruh peristiwa yang terjadi di muka bumi ini
mejadi tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir. Adanya peristiwa
siang dan malam dan terus berlangsung secara teratur dan konsisten,jelas
merupakan tanda kekuasaan Allah SWT. Dan terjadinya hujan, hujan turun ke bumi
dan membasahi seluruh lapis pori-porinya, sehingga semua biji-bijian yang
semula tertimbuntanah, dapat tumbuh dan berkembang oleh siraman air
hujan.seiring dengan bergulirnya waktu siang dan malam, biji yang tumbuh itu
menjadi pohon, lalu berbuah dan buahnya dapat dinikmati oleh manusia.
3.3
Menunjukkan
perilaku orang yang mengamalkan Q.S. Al-‘Alaq: 1-5; Q.S. Yunus: 101; Q.S.
Al-Baqarah: 164.
1.
Q.S. Al-‘Alaq
ayat 1-5
Sikap
perilaku terpuji seorang muslim yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas,
diantaranya:
a.Senantiasa
mau belajar, membaca dan menulis, serta mempelajari ilmu pengetahuan untuk
meningkatkan taraf hidup di dunia dan di
akhirat.
b.
Menyadari bahwa
sumber ilmu pengetahuan adalah Allah SWT, dan ilmu-Nya itu terletak pada
ayat-ayat-Nya, baik yang tersurat (Al-Qur’an) maupun yang tersirat (alam
semesta).
2.
Q.S. Yunus ayat
101
Sikap
perilaku terpuji seorang muslim yang mengamalkan isi kandungan ayat diatas,
diantaranya:
a.Memiliki
semangat belajar yang tinggi.
b.
Memiliki
semangat pengkajian dan penelitian.
c.Memiliki
semangat belajar mandiri
3.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 164
Sikap
perilaku terpuji orang yang mengamalkan isi kandungan ayat di atas,
diantaranya:
a.Rajin
belajar
b.
Mencintai ilmu dan teknologi
c.Bersikap
mental juara
3.4
Melakukan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti terkandung dalam Q.S.
Al-‘Alaq: 1-5; Q.S. Yunus: 101; Q.S. Al-Baqrah: 164.[9]
1. Q.S. Al-‘Alaq ayat 1-5
Semua
ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu lainnya, dapat mendatangkan
manfaat bagi kehidupan manusia, jika dapat mengamalkannya dengan baik dan
benar. Islam tidak menghendaki umatnya buta huruf, tidak pandai membaca dan
menulis dalam pengertiannya yang luas.
2.
Q.S. Yunus ayat
101
Pemahaman
dan penghayatan terhadap ayat diatas, niscaya akan dapat memacu manusia untuk
berlomba dalam menemukan ilmu-ilmu baruyang berkenaan dengan kehidupan di alam
semesta ini, baik tentang kehidupan manusia, flora maupun fauna.
3.
Q.S. Al-Baqarah
ayat 164
Pemahaman
terhadap ayat diatas akan mendorong sorang muslim untuk selalu tafakur dan
tadabur atas apa yang terjadi di muka bumi ini. Penciptaan langit dan bumi,
pergantian siang dan malam, angin kencang dan sebagainya merupakan tanda-tanda
kekuasaan Allah.
BAB
III
ANALISIS
Setelah kami menela’ah dan mengklasifikasikan materi Alqur’an
Hadist Madrasah Aliyah, yaitu sebagai berikut:
a.
Aspek kognitif.
Di dalam mata
pelajaran Al-qur’an hadist siswa akan mendapat banyak pengetahuan tentang agama
yang meliputi pengetahuan tentang ayat-ayat Al-qur’an dan hadist tentang pola
hidup sederhana dan perintah menyantuni kaum duafa, berkompetisi dalam
kebaikan, amar ma’ruf nahi mungkar, ujian dan cobaan dan masih banyak lagi.
Siswa disuguhi
beberapa materi tentang ayat Al-qur’an dan disitu dijelaskan tentang isi
kandungannya dan manfaat mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengartikan
Q.S. Al-qashas 79-82, Al-isra’ 26-27-29-30, Q.S. Albaqarah:177, menjelaskan
kandungannya, disitu para siswa akan mengetahui dan mendaatkan pengetahuan
tentang semua itu.
b . Aspek
afektif.
Setelah para
siswa mempelajari dan memahami ayat-ayat Al-qur’an , mereka dituntut untuk bisa
menerapkan dan mengamalkan isi kandungan ayat tersebut agar menjadi manusia
yang pandai dan bersyukur kepada Allah. Mereka sebisa mungkin dibiasakan untuk
bersikap dan berperilaku menurut isi kandungan ayat-ayat tersebut misalnya,
pola hidup sederhana, berkompetisi dalam kebaikan, melakukan amar ma’ruf nahi
mungkar dll.
Para siswa
disuruh untuk menerapkan perilaku hdhidup sederhana dan menyantuni kaum
duafa, menerapkan perilaku berkompetesi
dalam kebaikan, melaksanakan amar ma’ruf
nahi mungkar dan menerapkan perilaku tabah dan sabar dalam menghadapu ujian dan
cobaan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
IV
PENUTUP
A. simpulan.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi
kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan
baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan
Al-Qur’an dan Hadist di Madrasah Aliyah sebagai landasan yang integral dari
pendidikan Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik, tetapi secara substansial mata
pelajaran Al-Qur’an dan Hadist memiliki kontribusi dalam memberikan motifasi
kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai keyakinan kegamaan
(tauhid) dan Ahlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran
Al-Qur’an Hadist adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada
Madrasah Ibtidaiyah yanbg dimaksud untuk memberikan motivasi, bimbingan,
pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an
dan Hadist sehingga dapat diwujudkan dalam pertilaku sehari – hari sebagai
manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.
B. Saran.
Telaa’ah materi
Al-qur’an Hadist adalah suatu penyelidikan pada materi yang menjadi bahan untuk
diujikan dan dievaluasi kembali kebenaran dari materi tersebut. Pada materi
Al-qur’an hadist Madrasah Aliyah sudah baik, namun ada bebrapa sub bab yang
perlu diperbaiki.
DAFTAR
PUSTAKA
H.A. Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah kelas XI
Semester I dan II. Bandung: CV Armico.
H.A. Wahid sy. 2008. Al-qur’an Hadist Madrasah Aliyah kelas XII
Semester I dan II. Bandung: CV Armico.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar